Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Diskusi Kelompok sebagai Strategi Belajar

Diskusi kelompok adalah salah satu metode pembelajaran aktif di mana peserta didik bekerja bersama dalam kelompok kecil untuk membahas topik atau masalah tertentu. Setiap anggota kelompok berkontribusi dengan pendapat, gagasan, dan pemahaman mereka, sehingga menciptakan suasana kolaboratif dan interaktif dalam proses pembelajaran.

Berikut adalah beberapa langkah dalam diskusi kelompok:

  1. Penentuan Topik: Tentukan topik atau masalah yang akan didiskusikan dalam diskusi kelompok. Pastikan topik tersebut relevan dengan materi pembelajaran dan dapat memicu pemikiran kritis peserta didik.

  2. Pembagian Kelompok: Bagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil, biasanya terdiri dari 3-5 anggota. Pastikan kelompok memiliki keberagaman pandangan dan pemahaman untuk meningkatkan kekayaan diskusi.

  3. Penetapan Aturan: Tetapkan aturan diskusi kelompok, seperti waktu yang diberikan untuk setiap anggota untuk berbicara, cara menyampaikan pendapat, dan bagaimana menghormati pendapat anggota lain.

  4. Diskusi Intensif: Selama diskusi, anggota kelompok berbagi pandangan, pemahaman, dan gagasan mereka tentang topik yang dibahas. Diskusi ini dapat dipandu oleh pertanyaan terbuka dari fasilitator atau guru.

  5. Pemecahan Masalah: Diskusi kelompok juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau tugas tertentu. Anggota kelompok dapat berkolaborasi untuk mencari solusi terbaik atau menghasilkan produk tertentu.

  6. Refleksi dan Ringkasan: Setelah diskusi selesai, anggota kelompok dapat merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan menyusun ringkasan dari hasil diskusi.

Keuntungan Diskusi Kelompok dalam pembelajaran:

  1. Peningkatan Partisipasi: Diskusi kelompok mendorong partisipasi aktif dari setiap peserta didik, sehingga mereka lebih terlibat dalam pembelajaran.

  2. Peningkatan Pemahaman: Dengan mendiskusikan topik secara bersama-sama, peserta didik dapat saling membantu dalam memahami materi secara lebih mendalam.

  3. Pemikiran Kritis: Diskusi kelompok dapat memicu pemikiran kritis dan analitis peserta didik ketika mereka harus berargumentasi dan mempertahankan pendapat mereka.

  4. Pembelajaran Kolaboratif: Diskusi kelompok menciptakan lingkungan kolaboratif di mana peserta didik dapat saling belajar dari satu sama lain.

  5. Pengembangan Kemampuan Sosial: Diskusi kelompok membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi, kerjasama, dan negosiasi.

Referensi:

  1. Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2013). Joining Together: Group Theory and Group Skills. Pearson. ISBN: 978-0205850078.
  2. Barkley, E. F., Cross, K. P., & Major, C. H. (2004). Collaborative Learning Techniques: A Handbook for College Faculty. Jossey-Bass. ISBN: 978-0787969629.
  3. Michaelsen, L. K., Knight, A. B., & Fink, L. D. (2004). Team-Based Learning: A Transformative Use of Small Groups. Stylus Publishing. ISBN: 978-1579220864.
  4. Kagan, S. (1994). Cooperative Learning. Kagan Cooperative Learning. ISBN: 978-1879097108.
  5. Brookfield, S. D., & Preskill, S. (2016). The Discussion Book: 50 Great Ways to Get People Talking. Jossey-Bass. ISBN: 978-1119049712.

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah