Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Pemberdayaan Masyarakat Kota Berpenghasilan Tinggi Melalui PAR


Penulis
: Dr. Tantan Hermansah, M.Si,
Dosen Tetap Prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Kota sering digambarkan sebagai tempat berseterunya berbagai kepentingan ekonomi, sosial, dan budaya. Di kota besar, apalagi, terdapat keragaman yang mencolok dalam hal tingkat pendapatan, akses terhadap sumber daya, dan pengaruh dalam masyarakat.

Di antara kelompok masyarakat yang sering kali kurang mendapatkan perhatian adalah mereka yang berpenghasilan tinggi. Kelompok ini sering diposisikan sebagai kelas sosial yang mapan, sehingga nir pemberdayaan.

Artikel ini akan membahas mengenai pemberdayaan kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dalam konteks kota, dengan fokus pada upaya meningkatkan kesadaran mereka terhadap kepedulian sosial dan agama. Karena tawarannya adalah pemberdayaan, maka metode Participatory Action Research (PAR) menjadi salah satu instrumen yang dianggap cocok untuk dipraktikkan.

Seperti kita ketahui, Pemberdayaan Masyarakat (PM) adalah suatu proses yang memungkinkan individu dan kelompok untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi masalah mereka sendiri, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat.


Dalam konteks kelompok berpenghasilan tinggi, mungkin terdapat anggapan bahwa mereka sudah memiliki segalanya dan tidak memerlukan pemberdayaan. Namun, realitasnya, masalah sosial dan budaya seperti alienasi sosial, kurangnya kesadaran sosial, dan kepedulian terhadap sesama masih relevan bahkan dalam kelompok berpenghasilan tinggi.

Di sisi lain, PAR adalah metode penelitian yang berfokus pada kolaborasi antara peneliti dan peserta penelitian dalam merancang dan melaksanakan tindakan yang relevan dengan permasalahan yang ada. Dalam konteks kelompok berpenghasilan tinggi, metode PAR dapat digunakan untuk memperkuat kesadaran sosial dan kepedulian terhadap sesama, serta untuk merangsang partisipasi aktif mereka dalam pembangunan masyarakat.

Terdapat proses yang bisa dipraktikkan untuk memulai aksi PM bagi kelompok menengah atas ini. Pertama, Identifikasi Isu-isu Kunci. Dalam rangka PM kelompok berpenghasilan tinggi, perlu diidentifikasi isu-isu kunci yang relevan. Ini melibatkan survei awal dan wawancara dengan anggota komunitas untuk memahami kekhawatiran, kebutuhan, dan tujuan mereka. Isu-isu yang mungkin muncul termasuk alienasi sosial, kurangnya kepedulian terhadap masalah sosial, dan rendahnya partisipasi dalam kegiatan sosial atau keagamaan.

Kedua, Pembentukan Kelompok Kerja. Di mana setelah mengidentifikasi isu-isu kunci, langkah selanjutnya adalah membentuk kelompok kerja atau kelompok penelitian yang terdiri dari anggota komunitas berpenghasilan tinggi. Kelompok ini akan bekerja sama dengan peneliti dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan yang relevan. Kolaborasi ini adalah inti dari metode PAR.

Ketiga, Pengembangan Rencana Tindakan Bersama. Dalam tahap ini, kelompok kerja bersama-sama dengan peneliti akan merancang rencana tindakan yang mengatasi isu-isu yang telah diidentifikasi. Rencana ini harus didasarkan pada pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh anggota kelompok, serta harus mencakup langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan kesadaran sosial dan kepedulian mereka.

Keempat, Pelaksanaan Tindakan. Setelah rencana tindakan disetujui, kelompok kerja akan melaksanakan tindakan tersebut. Ini bisa mencakup berbagai kegiatan seperti penyuluhan, kampanye sosial, kegiatan amal, atau kegiatan agama yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran sosial dan kepedulian.

Kelima, Evaluasi dan Refleksi. Setelah tindakan dilaksanakan, kelompok kerja dan peneliti akan mengevaluasi hasilnya. Evaluasi ini melibatkan refleksi terhadap apa yang telah berhasil dilakukan dan apa yang masih perlu ditingkatkan. Hasil evaluasi ini akan digunakan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan rencana tindakan di masa depan.

Hasil dan Dampak Pemberdayaan Masyarakat Berpenghasilan Tinggi

Melalui penerapan metode PAR, hasil yang signifikan dapat dicapai. Salah satu dampak utamanya adalah peningkatan kesadaran sosial dan kepedulian terhadap masalah sosial dan keagamaan. Anggota komunitas yang semula mungkin kurang peduli terhadap realitas sosial dan kebutuhan sesama mereka, sekarang mulai memahami dan merasakan urgensi peran mereka dalam memperbaiki situasi tersebut.

Dengan PAR ini, maka kita bisa membantu kelompok berpenghasilan tinggi untuk merasakan kontribusi yang lebih besar dalam masyarakat. Mereka menjadi lebih terlibat dalam kegiatan sosial, kegiatan amal, dan kegiatan keagamaan. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin mendirikan inisiatif sendiri untuk membantu mereka yang membutuhkan, seperti yayasan amal atau program pembangunan sosial.

Selain itu, pemberdayaan masyarakat berpenghasilan tinggi melalui metode PAR juga dapat menciptakan jaringan sosial yang lebih kuat di antara mereka. Mereka dapat mengembangkan kerja sama yang lebih baik dengan berbagai kelompok masyarakat lainnya, yang dapat meningkatkan dampak positif mereka dalam pembangunan masyarakat.

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah