Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Pendidikan Karakter Untuk Pencegahan Bullying di Sekolah


Penulis: Zainuddin Hasibuan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan 

 

Pendidikan memegang peran penting untuk membentuk karakter siswa sebagai modal dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Keberaadaan pendidikan mendorong pada kemajuan suatu negara. Pendidikan hadir untuk menciptakan manusia yang terdidik, serta memungkinkan mereka untuk memahami diri sendiri, bertransformasi menuju ke arah yang lebih baik, dan menumbuhkan kembangkan rasa peduli antar sesama manusia.

Namun yang disayangkan, beberapa tahun belakangan ini sektor pendidikan Indonesia dihadapkan pada tantangan besar terkait perilaku siswa di lingkungan sekolah. Tantangan utamanya adalah krisis moralitas, yang ditandai dengan meningkatnya insiden kekerasan ataupun perilaku bullying. Perilaku ini memiliki dampak negatif pada kehidupan pribadi dan akademik siswa, bahkan tak jarang menyebabkan kasus bunuh diri di kalangan siswa.

Tindakan perundungan atau bullying masih sering terjadi dalam lingkup pendidikan Indonesia. Contohnya, seorang siswi dari SDN 4 Petukangan Utara lompat dari lantai empat gedung sekolahnya akibat dari bullying yang dilakukan oleh teman-temannya. Hal ini menunjukkan betapa krisis moral telah merambah pada dunia pendidikan kita saat ini.

Dari perspektif sosiologi pendidikan, bullying merupakan tindakan sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan maksud menguasai atau mengintimidasi. Para pelaku bullying seringkali memanfaatkan kekuatan mereka untuk melakukan penindasan. Sementara itu, korban bullying berada dalam posisi yang tidak berdaya.

Sebagai pendidik, kita harus mampu melihat jenis bullying yang sering terjadi. Pertama adalah bullying secara verbal. Jenis ini meliputi ejekan, hinaan, makian, kritikan yang kejam, baik secara personal maupun berbasis rasial, serta tuduhan-tuduhan yang tidak benar.  

Jenis kedua adalah bullying yang bersifat fisik, yaitu kekerasan terhadap tubuh korban seperti pukulan, tamparan, tendangan, atau mencakar. Jenis ini lebih mudah diidentifikasi sebagai tindakan kriminal. Yang terakhir adalah bullying secara relasional atau pengabaian, di mana korban diasingkan, ditolak untuk berteman, dikucilkan, atau didiskriminasi

Semua bentuk perilaku yang menyimpang di sekolah, termasuk bullying, seharusnya diperhatikan secara serius karena tindakan bullying memiliki risiko yang sangat tinggi.  Para guru harus terus berupaya meningkatkan pendidikan karakter serta moral siswa, agar tercapainya tujuan pendidikan yang memanusiakan manusia. Harapannya tidak akan terjadi lagi kasus bullying pada lingkungan pendidikan Indonesia di masa mendatang.

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah