Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Pengantar Komunikasi Politik Islam: Definisi Konseptual


Komunikasi politik Islam adalah sebuah konsep utuh yang mencakup tiga elemen penting: komunikasi, politik, dan Islam. Untuk memahami konsep ini secara lebih mendalam, mari kita bahas setiap elemen secara terpisah dan kemudian mengintegrasikannya.

A. Komunikasi

Komunikasi merujuk pada proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain. Ini melibatkan berbagai aspek seperti berbicara, menulis, mendengarkan, dan memahami pesan yang disampaikan. Dalam konteks komunikasi politik, penting untuk memahami bagaimana pesan-pesan politik disampaikan kepada masyarakat, baik melalui media massa, pidato, atau platform online.

Kata "komunikasi" memang berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata "communico" yang artinya "membagi" atau "mengomunikasikan" serta "communis" yang artinya "bersama" atau "kebersamaan." Oleh karena itu, secara harfiah, komunikasi mengacu pada proses berbagi informasi, gagasan, atau pesan antara dua orang atau lebih untuk menciptakan pemahaman bersama atau kebersamaan dalam konteks komunikasi.

Dalam konteks yang lebih luas, komunikasi adalah aktivitas kompleks yang mencakup berbagai elemen seperti berbicara, menulis, mendengarkan, dan menafsirkan pesan-pesan yang disampaikan. Komunikasi juga melibatkan faktor-faktor seperti bahasa, budaya, teknologi, dan konteks sosial yang dapat memengaruhi bagaimana pesan-pesan tersebut dipahami dan diterima oleh penerima. Dengan demikian, komunikasi merupakan fondasi dari interaksi manusia dan merupakan elemen kunci dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam politik, bisnis, pendidikan, dan banyak bidang lainnya.

Definisi komunikasi memang bervariasi dan dapat bergantung pada latar belakang keilmuan serta perspektif masing-masing ahli komunikasi. Faktanya, ada banyak definisi yang berbeda yang dikemukakan oleh berbagai teoritisi dan peneliti dalam bidang komunikasi. Hal ini mencerminkan kompleksitas dan keragaman fenomena komunikasi itu sendiri. Dance dan Laron dalam Miler mencatat ada 126 definisi pada tahun 1976.

Beberapa definisi komunikasi mencakup aspek-aspek seperti pertukaran pesan, pemahaman, interaksi, pengiriman informasi, dan banyak elemen lain yang terlibat dalam proses komunikasi. Namun, inti dari semua definisi tersebut adalah bahwa komunikasi melibatkan transfer atau pertukaran informasi atau pesan antara satu pihak (pengirim) dan pihak lain (penerima) dengan tujuan untuk mencapai pemahaman atau pengaruh.

Aristoteles (385-322 SM) dalam bukunya Rethoric membuat definisi komunikasi pada “siapa mengatakan apa kepada siapa.” Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Harold D Lasswell (1948) mendefinisikan komunikasi dengan siapa mengatakan apa melalui apa kepada siapa dan apa akibatnya (effect). Kedua definisi ini memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami komunikasi dalam berbagai konteks, termasuk dalam konteks politik. Mereka menunjukkan pentingnya mempertimbangkan pengirim, pesan, media, audiens, dan dampak dalam menganalisis proses komunikasi secara komprehensif.

Definisi lain dikemukakan oleh Hovland, Janis, dan Kelly membuat definisi komunikasi sebagai communication is the process by wich an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals. 

Komunikasi memiliki unsur-unsur yang membangunnya. Unsur-unsur tersebut terlibat secara langsung dalam sebuah proses komunikasi. Hafied Cangara mengemukakan setidaknya ada 7 unsur, yaitu sumber (source), pesan (message/content), media (channels/medium), penerima pesan (komunikan), pengaruh (effect), tanggapan balik (feedback), dan lingkungan. 

Sumber komunikasi, yang juga dikenal dengan sebutan "source" atau "sender" dalam teori komunikasi, adalah salah satu elemen kunci dalam proses komunikasi. Sumber komunikasi adalah individu atau entitas yang menginisiasi, menghasilkan, dan mengirim pesan kepada penerima atau audiens. Peran sumber komunikasi sangat penting dalam memahami bagaimana pesan disampaikan, dipahami, dan diinterpretasikan oleh orang lain dalam konteks komunikasi. 

Pesan komunikasi juga sering disebut sebagai "content" atau isi dari komunikasi. Pesan komunikasi adalah informasi atau materi yang ingin disampaikan oleh sumber kepada audiens. Isi pesan dapat berupa teks, kata-kata lisan, gambar, video, grafik, atau berbagai jenis media lainnya yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan.

Media komunikasi merujuk pada berbagai sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, informasi, atau komunikasi kepada audiens atau penerima. Media komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam proses komunikasi karena mereka memfasilitasi dan membantu pesan untuk mencapai tujuannya.

Komunikan atau pihak penerima pesan dalam komunikasi merupakan elemen penting dalam proses komunikasi. Mereka adalah individu atau kelompok yang menerima, mendengarkan, atau memproses pesan yang disampaikan oleh pengirim atau sumber pesan. Peran komunikan sangat penting dalam memahami, menafsirkan, dan merespons pesan yang diterimanya.

Pengaruh atau efek dalam komunikasi merujuk pada dampak atau hasil yang timbul akibat suatu pesan atau komunikasi yang disampaikan dari pengirim kepada komunikan. Dalam konteks komunikasi, pengaruh dapat berupa perubahan sikap, pengetahuan, emosi, atau perilaku komunikan sebagai respons terhadap pesan yang diterima. Pengaruh ini dapat beragam, tergantung pada tujuan komunikasi, karakteristik pesan, dan reaksi komunikan.

Tanggapan balik atau feedback dalam komunikasi adalah elemen yang sangat penting dalam proses berkomunikasi. Ini mengacu pada respon atau respons yang diberikan oleh penerima pesan (komunikan) kepada pengirim pesan. Feedback dapat berupa informasi, komentar, pertanyaan, atau reaksi apa pun yang mengindikasikan bagaimana komunikan memahami dan merespons pesan yang diterima. Dalam konteks komunikasi, penting untuk memahami peran, jenis, dan pentingnya feedback. 

Lingkungan dalam komunikasi merujuk pada konteks fisik dan sosial di mana komunikasi berlangsung. Ini adalah faktor eksternal yang dapat memengaruhi bagaimana pesan disampaikan, diterima, dan dipahami. Lingkungan komunikasi dapat memiliki dampak signifikan pada efektivitas dan interpretasi pesan.  

Komunikasi dapat dilihat dari beberapa dimensi yaitu komunikasi sebagai sebuah proses, komunikasi sebagai simbolik, komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai sistem, dan komunikasi sebagai multidimensional. Komunikasi adalah proses yang kompleks dan esensial dalam interaksi manusia. Ini melibatkan pertukaran pesan antara satu individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lainnya. Proses komunikasi adalah dinamis dan saling terkait. Kualitas komunikasi yang baik memerlukan kemampuan pengirim untuk menyampaikan pesan secara efektif dan kemampuan penerima untuk mendengarkan dan memahami pesan dengan benar. Pemahaman yang baik tentang proses ini membantu dalam menjalin hubungan yang sehat dan produktif serta mencegah kesalahpahaman dalam komunikasi.

Komunikasi sebagai simbolik adalah salah satu pendekatan dalam memahami proses komunikasi manusia. Pendekatan ini menganggap bahwa komunikasi terutama melibatkan penggunaan simbol-simbol atau tanda-tanda untuk menyampaikan pesan dan makna. Dalam konteks komunikasi sehari-hari, pendekatan simbolik membantu kita memahami kompleksitas dalam pertukaran pesan. Ini mengingatkan kita bahwa komunikasi tidak hanya tentang kata-kata atau simbol-simbol, tetapi juga tentang pemahaman, interpretasi, dan konteks. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang simbolisme dalam komunikasi dapat membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan menghindari kesalahpahaman.

Konsep komunikasi sebagai aksi menekankan aspek tindakan dalam proses komunikasi manusia. Dalam pendekatan ini, komunikasi dipandang sebagai suatu tindakan atau perilaku yang memiliki dampak nyata pada pihak-pihak yang terlibat. Dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan komunikasi sebagai aksi memungkinkan kita untuk lebih memahami bahwa komunikasi adalah tindakan yang memiliki konsekuensi dalam interaksi sosial. Hal ini juga membantu kita memperhatikan betapa pentingnya konteks, tujuan, dan dampak dalam komunikasi kita. Memahami konsep ini dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi dan memfasilitasi interaksi yang lebih efektif dalam berbagai konteks kehidupan. 

 

B. Politik

Politik adalah aktivitas yang terkait dengan pengambilan keputusan, pengaturan kebijakan, dan pengelolaan pemerintahan dalam suatu negara atau masyarakat. Ini mencakup pemilihan umum, kampanye politik, perumusan kebijakan, dan interaksi antara pemimpin politik dan warga negara. Dalam konteks komunikasi politik Islam, politik mencakup bagaimana nilai-nilai Islam diintegrasikan dalam proses pengambilan keputusan politik dan penerapan kebijakan.

Definisi politik lebih dekat dengan negara karena aktivitas politik tidak dapat dipisahkan dari lembaga politik, yaitu negara. Beberapa definisi politik mengacu pada hubungan dengan negara dan dinamika masyarakat seperti yang dibuat oleh Kaspar Bluntschli. Menurut Bluntschli yang dikatakan politik adalah ilmu yang fokus kajiannya itu adalah negara untuk memahami kondisi negara secara komprehensif. Tidak heran jia Harold D Lasswell lebih tegas merumuskan politik sebagai ilmu tentang kekuasaan; "when we speak of the science of politics, we mean the science of power."

Konsep yang diberikan oleh Eric Louw tentang politik memuat beberapa indikator penting. Politik memiliki sejumlah konsep kenegaraan meliputi kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), dan pembagian alokasi sumber daya (resources).

Ilmu politik memiliki tiga dimensi kajian, yaitu politik sebagai studi kelembagaan (institusi), politik sebagai studi kekuasaan (power), dan politik sebagai studi kebijakan publik. 

Politik sebagai Studi Kelembagaan

Studi kelembagaan dalam ilmu politik adalah cabang penelitian yang berkaitan dengan analisis, pemahaman, dan penelitian tentang struktur, fungsi, serta dinamika institusi-institusi politik dalam suatu negara atau masyarakat. Ini mencakup pemerintahan, lembaga-lembaga legislatif, yudikatif, serta organisasi-organisasi politik lainnya yang berperan dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan.

Bahkan, politik sebagai studi kelembagaan tidak lepas dari definisi konseptual yang mengacu bahwa politik memiliki hubungan yang erat dengan negara. Dalam konteks ini, Negara menjadi objek kajian dari ilmu politik. Negara dibentuk dalam rangka mengatur kehidupan masyarakat, mengatur hubungan-hubungan manusia dalam bermasyarakat dan menertibkannya. Sebagai lembaga, negara memiliki unsur wilayah, penduduk, pemerintah, dan kedaulatan.

Berikut adalah beberapa konsep penting yang terkait dengan politik sebagai studi kelembagaan:

Institusi Politik: Institusi politik merujuk pada organisasi-organisasi yang berperan dalam proses politik. Ini mencakup badan legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, dan lembaga-lembaga lain yang memengaruhi pembuatan keputusan politik. Studi kelembagaan mencoba untuk memahami bagaimana institusi-institusi ini beroperasi, bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain, dan bagaimana mereka memengaruhi politik dan kebijakan.

Kebijakan Publik: Kebijakan publik adalah produk dari institusi-institusi politik. Studi kelembagaan mencoba untuk menganalisis bagaimana kebijakan publik dibuat, diimplementasikan, dan dievaluasi. Ini melibatkan pemahaman tentang proses pembuatan keputusan, peran aktor politik, dan faktor-faktor yang memengaruhi perubahan kebijakan.

Perilaku Politik: Studi kelembagaan juga mencakup analisis perilaku politik individu dan kelompok dalam konteks institusi-institusi politik. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana pemilih membuat keputusan politik, bagaimana partai politik beroperasi, dan bagaimana kelompok kepentingan memengaruhi proses politik.

Konteks Sejarah dan Sosial: Konteks sejarah dan sosial suatu negara atau masyarakat memiliki dampak besar pada struktur dan fungsi institusi politik. Studi kelembagaan sering melibatkan analisis konteks ini untuk memahami perubahan politik dan kebijakan.

Isu Kelembagaan: Isu-isu kelembagaan adalah topik-topik yang berkaitan dengan perubahan atau reformasi institusi politik. Ini dapat mencakup diskusi tentang sistem pemilihan, batasan kekuasaan eksekutif, reformasi yudikatif, atau masalah-masalah seputar akuntabilitas dan transparansi.

Studi Perbandingan: Studi kelembagaan sering melibatkan perbandingan antara negara-negara atau sistem politik yang berbeda. Ini membantu untuk mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan dalam institusi politik dan memahami bagaimana faktor-faktor kontekstual memengaruhi desain dan kinerja institusi.

Reformasi dan Perubahan Politik: Salah satu tujuan utama studi kelembagaan adalah untuk memberikan wawasan dan rekomendasi terkait reformasi politik. Ini dapat mencakup saran-saran untuk meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, atau representasi dalam institusi politik.

Politik sebagai Studi Kekuasaan

Politik dan kekuasaan memiliki hubungan erat yang merupakan salah satu aspek fundamental dalam studi politik. Politik seringkali diidentifikasi dengan perebutan dan penggunaan kekuasaan, tetapi politik juga melibatkan banyak dimensi lainnya. Berikut adalah beberapa konsep penting tentang politik sebagai studi kekuasaan:

Kekuasaan: Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi tindakan, keputusan, dan perilaku orang lain. Politik sering digunakan untuk mendapatkan, menjaga, dan menggunakan kekuasaan. Ini mencakup pemilihan umum, kampanye politik, dan perjuangan politik antara kelompok-kelompok yang bersaing untuk memegang kendali.

Studi Kekuasaan: Studi politik melibatkan analisis tentang bagaimana kekuasaan didistribusikan, digunakan, dan diserahkan dalam suatu masyarakat atau negara. Ini mencakup pemahaman tentang institusi-institusi politik, aktor-aktor politik, serta dinamika kekuasaan yang memengaruhi kebijakan dan keputusan politik.

Tujuan Politik: Politik juga melibatkan pemahaman tentang tujuan-tujuan politik yang ingin dicapai oleh berbagai kelompok dan individu. Ini termasuk kebijakan-kebijakan yang diusulkan untuk mengatasi isu-isu sosial, ekonomi, dan politik.

Partisipasi Politik: Studi politik juga mencakup analisis tentang partisipasi politik, yang melibatkan cara orang terlibat dalam proses politik. Ini mencakup pemilihan umum, kampanye politik, demonstrasi, dan berbagai bentuk aktivitas politik lainnya.

Konflik Politik: Politik sering melibatkan konflik antara berbagai kelompok dan kepentingan yang bersaing. Konflik ini bisa bersifat ideologis, ekonomi, sosial, atau budaya, dan mereka memengaruhi perubahan dalam sistem politik.

Distribusi Kekuasaan: Studi politik juga mencakup pemahaman tentang bagaimana kekuasaan didistribusikan dalam suatu sistem politik. Apakah kekuasaan berpusat pada satu individu atau kelompok tertentu, atau apakah ia didistribusikan secara lebih merata di antara berbagai aktor politik?

Isu-isu Kekuasaan: Politik sering melibatkan isu-isu kekuasaan yang menjadi fokus perdebatan politik. Ini bisa mencakup isu-isu seperti hak asasi manusia, ekonomi, lingkungan, dan sebagainya.

Perubahan Politik: Studi politik juga melibatkan analisis tentang perubahan politik yang terjadi dalam suatu masyarakat atau negara. Ini mencakup transisi politik, revolusi, dan perubahan dalam struktur kekuasaan.

Pembangunan Kekuasaan: Politik juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana kekuasaan dibangun, dipelihara, dan digunakan. Ini mencakup analisis tentang cara pemimpin politik membangun dukungan, mengelola hubungan politik, dan mempertahankan otoritas mereka.

Jadi, politik sebagai studi kekuasaan adalah bagian penting dari ilmu politik yang membantu kita memahami dinamika kekuasaan dalam masyarakat dan negara. Meskipun politik tidak terbatas pada perebutan kekuasaan, kekuasaan tetap menjadi elemen sentral dalam analisis politik.

Politik sebagai Studi Kebijakan Publik

Politik sebagai studi kebijakan publik adalah salah satu aspek penting dalam ilmu politik yang fokus pada proses pembuatan, implementasi, dan evaluasi kebijakan yang memengaruhi masyarakat atau negara. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang politik sebagai studi kebijakan publik:

Definisi Kebijakan Publik: Kebijakan publik mengacu pada keputusan dan tindakan yang diambil oleh pemerintah atau institusi publik untuk mengatasi masalah atau isu-isu yang dianggap penting dalam masyarakat. Kebijakan dapat berupa peraturan, undang-undang, program-program sosial, anggaran, atau langkah-langkah lain yang memengaruhi kehidupan warga negara.

Studi Proses Kebijakan: Politik sebagai studi kebijakan publik mencakup analisis tentang bagaimana kebijakan-k kebijakan publik dibuat, dimulai dari perumusan ide hingga pengambilan keputusan. Hal ini melibatkan aktor-aktor politik, kelompok kepentingan, serta dinamika politik yang mempengaruhi proses pembuatan kebijakan.

Implementasi Kebijakan: Setelah kebijakan disahkan, langkah berikutnya adalah implementasinya. Ini mencakup cara-cara pemerintah atau lembaga publik menerapkan kebijakan, alokasi sumber daya, dan interaksi dengan berbagai pihak terkait. Studi implementasi kebijakan adalah bagian dari politik sebagai studi kebijakan publik.

Evaluasi Kebijakan: Politik sebagai studi kebijakan publik juga mencakup evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan. Tujuannya adalah untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan dampak kebijakan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Aktor dalam Kebijakan: Aktor-aktor dalam proses kebijakan publik termasuk pejabat pemerintah, legislator, kelompok kepentingan, akademisi, dan masyarakat sipil. Masing-masing memiliki peran dan pengaruh dalam pembuatan, implementasi, dan evaluasi kebijakan.

Isu Kebijakan: Politik sebagai studi kebijakan publik mencakup berbagai isu kebijakan yang beragam, seperti ekonomi, lingkungan, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan sebagainya. Setiap isu memerlukan pendekatan dan analisis yang khusus.

Teori Kebijakan Publik: Ilmuwan politik dan peneliti kebijakan publik mengembangkan berbagai teori untuk menjelaskan proses pembuatan kebijakan dan perilaku aktor-aktor dalam konteks politik. Ini termasuk teori-teori tentang pengambilan keputusan, peran kelompok kepentingan, dan analisis birokrasi.

Perbandingan Kebijakan: Studi kebijakan publik juga mencakup perbandingan antara berbagai negara atau wilayah dalam hal kebijakan yang diadopsi dan dampaknya. Ini membantu dalam pemahaman tentang bagaimana kebijakan dapat berbeda dan efektif di berbagai konteks.

Perubahan Kebijakan: Politik sebagai studi kebijakan publik juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana perubahan kebijakan dapat terjadi, baik melalui reformasi, perubahan politik, atau tekanan dari masyarakat.

C. Islam

Islam adalah agama monotheistik yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan Al-Quran sebagai sumber ajaran utama. Nilai-nilai Islam mencakup aspek-aspek moral, sosial, dan politik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks komunikasi politik Islam, ini berarti bahwa komunikasi politik harus selaras dengan prinsip-prinsip Islam, seperti keadilan, toleransi, kebijaksanaan, dan kesejahteraan sosial.

D. Komunikasi Politik Islam

Komunikasi politik Islam menggabungkan ketiga konsep ini secara harmonis. Ini berarti bahwa komunikasi politik yang dilakukan dalam konteks Islam harus mematuhi nilai-nilai Islam, seperti menghindari fitnah, menyebarluaskan kebenaran, dan mempromosikan keadilan sosial. Komunikasi politik Islam juga berfokus pada pemahaman yang mendalam tentang kebijakan yang sesuai dengan ajaran Islam dan bagaimana pesan-pesan politik tersebut dapat disampaikan kepada masyarakat dengan efektif.

Pentingnya komunikasi politik Islam terletak pada kemampuannya untuk membantu masyarakat dan pemimpin politik Islam dalam merancang dan melaksanakan kebijakan yang mendukung nilai-nilai Islam. Hal ini juga menciptakan kesadaran politik di kalangan umat Islam dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam proses politik dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam. Dengan demikian, komunikasi politik Islam adalah alat penting dalam mempromosikan tata kelola yang baik, keadilan, dan kesejahteraan sosial dalam masyarakat yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Komunikasi politik Islam adalah
    Menyampaikan keinginan dalam mengwujudkan kebijakan untuk mencapai tujuan dari pemerintahan yang baik sesuai syariat Islam dan kemaslahatan umat

    BalasHapus
  2. Komunikasi Politik Islam dapat juga disebut sebagai komunikasi yang digunakan oleh pemimpinan politik dan aktivis yang berbasis pada prinsip-prinsip Islam untuk menyampaikan pesan politik. Memobilisasi dukungan dan mempengaruhi tindakan-tindakan politik. Agama dan Politik tidak dapat dipisahkan. Islam misalnya adalah agama yang mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk politik. Dalam beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim seperti Arab Saudi, Iran Agama Islam memainkan peran yang cukup siknifikan dalam sistem politik. Komunikasi politik dalam konteks ini sering kali mencerminkan nilai-nilai Islam dan argumen agama dalam pembicaraan politik.

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar Anda

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah