Seri Khotbah Jum'at
Khotib: Dr. Icol Dianto, M.Kom.I
PEMBUKA KHOTBAH PERTAMA
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْم أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
|
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَٰتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا۟ ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hajj: 39-40).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Segala puja dan puji kita haturkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Allah sehingga kita masih diberi kesempatan untuk mengabdi dan menghambakan diri kepada Allah. Umur yang panjang hendaknya digunakan untuk memperbanyak amal sholeh. Dengan demikian, hidup dan kehidupan kita selalu dalam berkah Allah SWT.
Kemudian dari itu, Sholawat dan salam kita doakan semoga tercurah selalu buat junjungan kita, Nabi Muhammad Saw. Rasulullah imam kita, yang kita harapkan membela kita di hari perhitungan amal kelak. Berkat sholawat yang ikhlas, semoga Rasulullah berkenan memberkati kita dan seluruh umat muslim.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
Pada kesempatan jumat ini, tidak bosan khotib mengajak kepada diri khotib dan jamaah semua, marilah kita selalu memperbaharui dan merawat keimanan kita dan memperbanyak bekal takwa kita, karena sebaik-baik bekal hanyalah Takwa.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Peperangan dalam Bahasa Arab disebut dengan Qitaal (pertempuran), harb (peperangan), atau ghazwah (ekspedisi). Dalam kamus al-Munjid dinyatakan bahawa kata Qital merupakan bentuk mashdar dari fi’l qâtala, yuqâtilu, qitâlan yang bererti perang. Kata Qatalahu berarti hârabahu wa ‘âdâhu (memeranginya dan mengembalikannya).
Peperangan dalam KBBI dapat diartikan sebagai permusuhan antara dua negara (bangsa, agama, suku, dan sebagainya), pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih (tentara, laskar, pemberontak, dan sebagainya), perkelahian, dan cara mengungkapkan permusuhan.
Dalam sejarah Islam, banyak sekali peperangan besar terjadi. Kita sebut salah satunya adalah perang badar, perang uhud, dan perang Khandak di masa Rasulullah Saw. Beberapa perang besar dalam masa penyebarluasan wilayah keislaman di masa khulafaur rasyidin sehingga kekuasaan Islam menyebar ke seluruh jazirah Arab.
Kita masih ingat sejarah perang, betapa hebatnya perang salib pertama. Perang Salib Pertama tahun 1096–1099 merupakan perang besar-besaran yang mengatasnamakan agama, dan perang ini dimulai oleh seorang pendeta kekristenan, Paus Urbanus 2, untuk merebut kota Yerussalem dari tangan kaum muslimin. Sampai perang salib itu dihitung para ahli sejarah mengelompokkan sampai 9 kali hingga semangat agama dalam peperangan sudah mulai memudar.
Setelah perang salib selesai, 1272 masehi, apakah peperangan itu sudah selesai? Tentu saja tidak, masih banyak perang lokal, perang saudara, yang mungkin saja kita tidak dapat menghitung atau mungkin luput dari catatan sejarah.
Selama 700 tahun sejak perang atas nama agama itu berakhir, negara dan kekaisaran membentuk aliansi-aliansi, kelompok-kelompok, sehingga nanti pada tahun 1914 meletus perang dunia pertama dan dilanjutkan dengan perang dunia kedua, yang berakhir dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu 1945. Perang ini terbesar dalam sejarah manusia, yang menelan korban mencapai 70 juta jiwa manusia.
Ma’asyiral muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah.
Berperang dalam Islam tidaklah menjadi pilihan utama. Islam mengutamakan perdamaian. Dalam banyak ayat Al-Quran dikatakan: Wa aṣliḥụ żāta bainikum perbaikilah hubungan di antara kamu. Meskipun ayat ini berbicara untuk kaum muslimin, namun sifatnya yang membawa keselamatan untuk semesta alam tidak mengabaikan juga esensi dari ayat tersebut, bahwa kita perlu memperbaiki hubungan dengan non-muslim, dalam bentuk dialog dan kerja sama, yang sesuai dengan batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah Swt.
Banyak alasan untuk menyatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian. Zuhairi Misrawi dalam bukunya Al-Qur’an Kitab Toleransi I menjelaskan setidaknya ada tiga alasan kita untuk mengutamakan perdamaian, yaitu:
Pertama; Allah Swt adalah Yang Maha Damai, karena salah satu nama Allah dari al-asma al-husna, dinamai dengan al-Salam yang artinya adalah Yang Maha Damai. Kedua, perdamaian merupakan keteladanan yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad Saw. Ketiga, perdamaian merupakan salah satu wujud dari ketinggian peradaban manusia.
Bahkan, kata Islam dapat diartikan dengan damai, patuh/taat, dan selamat. Kata Islam itu berarti kepatuhan diri (submission) kepada Allah Swt. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa perdamaian sebenarnya merupakan inti dari agama. Menolak perdamaian merupakan sikap yang bisa dikategorikan sebagai menolak esensi agama.
Di dalam al-Qur’an sendiri telah tegas dijelaskan bahwa Allah swt. sangat menganjurkan hidup damai, harmonis dan dinamis di antara umat manusia tanpa memandang agama, bahasa dan ras mereka. Allah berfirman dalam QS. Al-mumtahanah ayat ke 8-9, yang berbunyi:
لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ
إِنَّمَا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ قَٰتَلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ وَظَٰهَرُوا۟ عَلَىٰٓ إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim (al-Mumtahanah 8-9).
Ma’asyiral muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah.
Imam al-Syaukani dalam kitabnya Fathul Qadir mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah Allah tidak melarang berbuat baik kepada kafir dzimmi, yaitu non-muslim yang mengadakan perjanjian dengan umat Islam dalam menghindari peperangan dan tidak membantu orang non-muslim lainnya dalam memerangi umat Islam.
Sungguhpun begitu, Islam sebagai agama yang mengutamakan kedamaian bukan berarti Islam tidak bisa berperang. Ketika agama dan kemanusiaan tidak dihargai dan tidak bernilai bahkan dilecehkan, maka berperang adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Dalam konteks ini, berperang dianggap sebagai solusi.
Oleh karena itu, Islam mengatur sedemikian rupa aturan-aturan untuk berperang. Rasulullah sebagai komandan perang tertinggi telah mengingatkan pasukan kaum muslimin:
“Berperanglah dengan menyebut nama Allah dan di jalan Allah. Perangilah mereka yang kufur kepada Allah. Berperanglah, jangan kalian berlebihan (dalam membunuh). Jangan kalian lari dari medan perang, jangan kalian memutilasi, jangan membunuh anak-anak, perempuan, orang tua yang sepuh, dan rahib di tempat ibadahnya.” (HR. Muslim 1731, Abu Dawud 2613, at-Tirmidzi 1408, dan al-Baihaqi 17935).
Selain itu, Allah dan Rasul-Nya juga telah mengingatkan bahwa kaum muslimin tidak boleh lari dari medan perang. Rasulullah Saw berwasiat kepada para sahabatnya agar tidak gentar dan pengecut di medan perang. Beliau Saw berlepas diri dari mereka yang lari dari peperangan, walaupun mereka pasukan Islam.
Demikianlah beberapa pengetahuan tentang peperangan, masih banyak catatan sejarah tentang peperangan ini, yang kita sebagai seorang muslim mempunyai kewajiban untuk terus belajar, mempelajari peperangan ini termasuk diantara pengetahuan untuk bela agama dan bela tanah air. Kita belajar tentang perang bukan berarti kita akan ikut berperang secara langsung dalam peperangan-peperangan yang ada saat ini, namun kita mempelajari ini sebagai bekal bagi kita jika suatu waktu kondisi itu sampai di hadapan kita, dan tidak ada pilihan lain kecuali perang. Maka berperanglah, karena itu wasilah bagi kita untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Fa’tabir ya Ulil Abshar, La’allakum tuflihun.
بَارَكَ اللهُ
لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
|
KHUTBAH KEDUA إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛ اَللَّهُـمَّ إِنيِّ أَعوُذُ بِكَ مِنْ عَذاَبِ جَهَنَّمَ،وَمِنْ عَذاَبِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَماَتِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَسيِحِ الدَّجاَّلِ إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا سُبْحَانَ
رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ
|
0 Komentar
Silakan tinggalkan komentar Anda