Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Analisis Essey Why Not Socialism? Karya Gerald Allen Cohen (1841-2009)


Why Not Socialism?

Seorang dosen pembimbing skripsi mahasiswa di Program studi Pengembangan Masyarakat Islam FDIK UIN Syahada mengeluhkan kepada mahasiswa tentang Teori Dampak Ekonomi yang digagas oleh Cohen. Beberapa literatur jurnal berbahasa Indonesia, meskipun menyebut kutipan dari Cohen, tetapi karya Cohen tidak dicantumkan. Sementara, Cohen yang bukan orang Indonesia, tentu banyak orang bernama Cohen. Sehingga, berbagai sumber pengindeks dicoba mencari nama asli dari Cohen, ada Cohen yang pakar teknologi, kesehatan, dan lain-lain. Akhirnya, pencarian berhenti setelah ditemukan satu orang Cohen yang konsen menulis tentang ekonomi. Dialah Gerald A. Cohen atau Gerald Allen Cohen.

Berikut ulasannya:

Penulis Gerald A. Cohen, Mengapa bukan Sosialisme?

Kemudian, Joseph Persky mengadakan kritikal review terhadap karya tersebut. Lihat lengkapnya di link berikut ini:

https://journals-openedition-org.translate.goog/oeconomia/1877?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

 

Ini adalah buku yang sangat singkat yang diterbitkan pada tahun yang sama ketika penulisnya, filsuf politik GA Cohen, meninggal. Buku ini mengadopsi pendekatan yang cukup santai terhadap banyak ide yang telah dieksplorasi Cohen di tempat lain dengan serius dan mendalam. Meskipun buku ini memiliki kekurangan dalam hal jumlah dan ketelitian, hal ini diimbangi oleh ketulusan penulis. Kita beruntung memiliki ringkasan prinsip-prinsip mendalam dari seorang pemikir kelas satu yang dapat diakses dengan mudah ini.

Judul buku ini mencerminkan esai terkenal Albert Einstein, "Mengapa Sosialisme?" yang ditulis pada tahun 1949. Ini bukan kebetulan mengingat sejarah pribadi Cohen yang terlibat dalam politik radikal kiri. Dalam Coda-nya, Cohen menawarkan definisi sosialisme yang menyetujui Einstein: "sosialisme adalah upaya umat manusia untuk 'mengatasi dan maju melampaui fase predator dalam pembangunan manusia'". Cohen, seperti Einstein, berharap untuk melampaui sejarah panjang tersebut dan mengidentifikasi inti sosialisme sebagai "tujuan sosial-etika".

Esai utama membandingkan pemahaman Cohen tentang etika sosialis dengan pengalaman perjalanan berkemah sekelompok teman. Esai terbagi menjadi tiga bagian: pertama, menguraikan prinsip-prinsip sosial-etika dalam perjalanan berkemah; kedua, mengevaluasi apakah prinsip-prinsip tersebut dapat mengarahkan pengorganisasian perekonomian masyarakat secara luas; dan ketiga, menjelajahi apakah mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan.

Prinsip-prinsip sosial-etika dalam perjalanan berkemah mencakup prinsip egaliter, disebut oleh Cohen sebagai "kesetaraan kesempatan sosialis," dan prinsip komunitas. Cohen meyakini bahwa keadilan menuntut lebih dari sekedar kesetaraan kesempatan borjuis atau persamaan kesempatan dari kaum liberal kiri. Kesetaraan kesempatan sosialis bertujuan untuk mengurangi kesenjangan yang disebabkan oleh pilihan pribadi, bukan faktor bawaan lahir.

Namun, Cohen mencatat ketidakcocokan antara prinsip komunitas dengan teori keadilan yang mendasari kesetaraan kesempatan sosialis. Dia khawatir bahwa prinsip komunitas dapat bertentangan dengan persamaan kesempatan sosialis, tetapi menekankan bahwa dalam perekonomian pasar, pilihan terbatas oleh pasar menyebabkan motivasi dasar keserakahan dan ketakutan.

Cohen menyatakan keyakinannya bahwa kemurahan hati dan komunitas sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial kita dan dapat membentuk perekonomian. Namun, dia mengakui keraguannya tentang kemampuan kita untuk merancang mekanisme yang memanfaatkan kemurahan hati dan membahas keraguan terhadap berbagai bentuk sosialisme pasar.

Esai ini, meskipun memberikan gambaran filosofis yang tajam tentang etika sosialis, mungkin meninggalkan beberapa pembaca tidak puas karena tidak menawarkan bukti kelayakan sejarah atau rencana mekanisme yang konkrit. Meski begitu, esai ini tetap menjadi kontribusi berharga dalam memahami pandangan Cohen tentang sosialisme dan etika sosialis.

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah