Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Analisis Komunikasi Capres pada Debat Pertama dalam Pemilu 2024


Penulis: Elfyda Rahmadani, mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan

Kontestasi ideologi dan kekuasaan merujuk pada pertarungan atau persaingan antara berbagai ideologi atau pandangan ideologis yang berbeda untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Ideologi merupakan seperangkat keyakinan, nilai, dan prinsip yang membentuk pandangan dunia dan menentukan bagaimana masyarakat seharusnya diorganisir dan diatur. Kekuasaan, di sisi lain, mencakup kontrol atau pengaruh atas sumber daya, kebijakan, dan institusi dalam suatu masyarakat.

Sebagaimana debat perdana capres pada tanggal 12 desember disaksikan dengan para capres saling memberikan pandangan ideologi  mereka masing. Debat Capres yang diadakan pada tanggal 12 Desember biasanya adalah salah satu tahapan penting dalam proses pemilihan presiden. Debat ini melibatkan para calon presiden yang bersaing dalam pemilihan tersebut. Tujuan utama dari debat adalah untuk memperkenalkan visi, program, dan kebijakan masing-masing calon kepada pemilih, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk secara langsung berdialog dan membandingkan ide-ide mereka.

Debat Capres diikuti oleh jutaan pemirsa dari seluruh negeri. Debat ini diselenggarakan dengan aturan tertentu, seperti durasi waktu yang ditentukan untuk setiap pertanyaan, urutan bicara, dan topik yang akan dibahas. Moderator yang netral memimpin debat dan mengajukan pertanyaan kepada para calon presiden.

Selama debat, para calon presiden saling berhadapan dan berbicara di hadapan publik serta pemirsa yang menonton secara langsung maupun melalui siaran televisi atau media sosial. Mereka berusaha meyakinkan pemilih dengan menjelaskan rencana-rencana mereka dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, pertahanan, dan masih banyak lagi.

Hal menjadi momen penting bagi pemilih untuk melihat bagaimana setiap calon bereaksi terhadap pertanyaan sulit, bagaimana mereka berkomunikasi dan berargumentasi, serta sejauh mana mereka memahami isu-isu yang relevan dengan kepemimpinan negara.

Seperti halnya pandangan Capres no urut 1 Yakni Anies Basweden, memiliki visi yang kuat terhadap kesejahteraan dan menjujung tinggi sebuah keadilan yang dimana menghilangkan kekuasan diatas negara hukum. Ideologi dan keyakinan pada kedauldatan rakyat menjadi keunggulan pada capres Anies Baswedan, kemudian kekuasaan dan oposisi bukan hanya sekedar bisnis tetapi mengangkat kepercayaan kedaulatan rakyat, dan pak anise memberikan opsi bahwa bagi rakyat bahwa memilih pemimpin pendekatannya tentang ikn, dimana ikn hanya untuk Asn itu sama saja ketika belanda memindahkan kotanya dari kota tua ke kota monas.

Artinya kualitas demokrasi bukan semata berjalannya mekanisme partai politik atau mekanisme pemilu tetapi demokrasi adalah memberikan ruang untuk perbedaan pendapat dan memberikan ruang untuk oposisi dalam mengkritik para penguasa.

Berbeda dengan sudut pandangan dari Capres no urut 2 yang dimana beliau memberikan visi-misi idelanya dalam membangun bangsa indonesia maju dan menghilangkan korupsi namun dengan syarat harusnya adanya kesatuan dan persatuan oleh bangsa indonesia dan melanjutkan kinerja-kinerja presiden sebelumnya.

2 kali menjawab pertanyaan dengan melesat namun beliau tetap menarik sekali dalam menanggapi jawaban mengenai bagian tentang papua “mantap” beliau memberikan jawaban yang sangat realistis, walaupun jawaban dari beberapa capres yang memang keren, namun beliau tetap bilang “memang harus ada keadilan tetapi saya mau mengatakan tidak sesederhana itu” ujar capre prabowo subianto.

Capres no urut 3 memiliki visi dan misi mempercepat membangun manusia indonesia unggul yang berkualitas, produktif, dan berkepribadian, serta penguasaan sains dan teknologi melalui percepatan riset dan inovasi. Dan dalam membahas tentang toleransi  capres ganjar pranowo mengatakan bahwasanya pendidikan budi pekerti penting diberikan agar bisa memahami perbedaan.

Penulis mengatakan hal ini menjadi debat yang amatir dan berbagai macam respon serta tanggapan bahkan sindiran tajam para capres lontarkan dengan gaya bahasa tubuh dengan luapan emosi-emosi yang tak terkontrol dan gerak lainya dan ini akan menjadi isu hangat bagi masyarakat dalam memetik pesan hangat dalam menentukan pemimpin negara ini kedepannya.

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah