Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Kesehatan Mental Perempuan dan Peran Media Sosial

Women's mental health and the role of social media

Penulis: Safariyarti, Mahasiswa Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan

Indonesia adalah negara hukum yang melindungi hak setiap warganya, namun demikian tidak sedikit fakta di lapangan bahwa masih sering ditemukan perlakuan diskriminatif terhadap perempuan. Sebagaimana pembahasan perempuan dan anak menjadi topik yang tidak kunjung selesai. Meskipun sudah diatur dalam undang-undang anti kekerasan dan hak asasi manusia.

Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (kemenppa.go.id) tahun 2023, korban kekerasan perempuan sebanyak 25.753 orang yang terdiri dari 19.050 di antaranya adalah korban kekerasan dalam rumah tangga, 12.934 mengalami kekerasan seksual, 10.325 mengalami kekerasan fisik, 8.924 mengalami kekerasan psikis, 2.733 mengalami penelantaran, dan pelaku berdasarkan kelamin sebanyak 19.325 (laki-laki).

Dari data di atas tercatat bahwa kekerasan pada perempuan semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat menyebabkan kesehatan mental perempuan terganggu, terkhusus jika sudah menjadi seorang ibu atau single parent.

Peranan media sosial menjadi alat komunikasi yang paling dibutuhkan oleh semua orang, baik dari segi pemberitaan, pengetahuan dan informasi terkini yang sedang hangat atau viral di masyarakat luas. Media sosial juga sebagai wadah eksistensi diri, media promosi tentang diri dan aktivitas hidup lainnya.

Yang terjadi saat ini adalah perempuan menjadi tulang punggung keluarga karena faktor finansial tidak dapat  memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga. Ketidakmampuan seorang suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga mengharuskan seorang istri untuk bekerja lebih ekstra selain berkewajiban mengerjakan tugas – tugas pokok seorang istri.

Kekerasan pada perempuan menyisakan trauma yang sangat mendalam bahkan menyebabkan gangguan mental, issue yang terjadi dalam berumah tangga dan berkarir meliputi: kekerasan dalam rumah tangga, mental issue, perceraian, poligami, broken home, depresi, tulang punggung keluarga, nikah siri, parenting, dan trauma masa lalu.

Fenomena yang terjadi pada kasus kekerasan perempuan memberikan peluang untuk praktisi healing atau bisa juga disebut dengan therapist dengan mengadakan seminar untuk pemulihan dari berbagai issue, contoh yang sedang viral dan berseliweran di media sosial  pada saat ini di Tiktok, Instagram, WhatsApp, dan Facebook.

Dalam hal ini penulis membahas opini tentang salah satu adalah kelas seminar yang sedang viral dan FYP yaitu Kelas “Spiritual Motherhood”.

Lahirnya kelas Spiritual Motherhood diawali oleh keresahan dari sekian banyak perempuan yang ingin pulih dari trauma kekerasan baik psikis maupun non psiskis. Seminar ini dinamakan dengan kelas karena  seharian penuh belajar untuk merilis, melepaskan jenis trauma masing-masing, tanpa menjelaskan hal-hal privasi yang sedang menimpa atau dirasakan oleh korban kekerasan. Kelas ini disebut Kelas Spiritual merupakan sebagai pengalaman manusia secara umum dari suatu pengertian akan makna, tujuan, dan moralitas.

Kekuatan spiritual, menurut Qaradhawi, berpusat di hati atau qalb, fu`ad, atau al-ruh. Penyucian dilakukan agar hati atau kalbu sebagai "pusat kesadaran" manusia menjadi "sensitif" sehingga senantiasa ingat kepada Allah, takut akan ancaman dan siksa-Nya, serta penuh harap (optimistis) terhadap rahmat dan ampunan-Nya.

Sementara itu, makna dari motherhood merupakan sebuah proses di mana perempuan menjadi seorang ibu yang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui proses yang sangat panjang. Peran seorang ibu memiliki dampak besar pada tumbuh kembang anaknya, baik secara fisik, kognitif, maupun sosial sehingga banyak risiko yang dihadapi.

Materi yang dipelajari di Kelas Spiritual Motherhood di antaranya adalah: Skill menjadi Ibu yang tenang; Skill menjadi ibu yang memahami anak; Skill menerapi diri sendiri; Memiliki skill self-kontrol yang baik; Memiliki kesadaranakan fitrah dan peran Ibu; Traumatik Healing; dan Mengelola emosi dengan baik.

Perempuan cenderung stres karena tidak bisa mengelola emosi dengan baik. Salah satu efek emosi tidak bisa dikelola dengan baik adalah perempuan cenderung mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu yang bersamaan atau disebut dengan makhluk multitasking, contohnya memasak sambil menelepon, menyetir sambil memantau google maps, dan lain sebagainya.

Menurut pakar kesehatan, multitasking juga memicu gangguan ingatan, hal ini terjadi karena otak memproduksi hormon stres secara berlebih, yang berimbas pada melonjaknya tekanan darah, detak jantung, dan rasa cemas. Gangguan ingatan dan stres yang menumpuk tersebut berujung pada merosotnya kinerja otak.

Para peserta yang mengikuti kelas tersebut mempelajari bagaimana menjadi seorang monotasking merupakan melakukan satu aktifitas dalam satu waktu. Belajar mengasah dan melatih fokus serta melepaskan kecemasan yang berlebihan.

Jargon dari kelas tersebut adalah “Kelas Healing berbasis spiritual agar menjadi Ibu yang merasa terberkahi. Kelas diadakan secara Offline dan Online. Menurut Penulis, kelas seminar ini sangat cocok dan layak diterima masyarakat luas khususnya perempuan. Sejak awal 2023, kelas ini dimulai sudah ada ribuan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia yang memiliki dampak positif serta banyak manfaat yang dirasakan dalam mengikuti kelas tersebut. Setelah kelas selesai, para Praktisi Healing atau Mentor tetap memberikan monitoring untuk pemulihan yang lebih lanjut. Bahkan banyak Ibu – ibu yang menanti diadakannya kelas ini didaerahnya masing-masing.

Kelas ini juga mengandung banyak pesan dakwah di dalamnya, karena yang dibahas adalah tentang pondasi keimanan bahwa percaya terhadap takdir yang Allah berikan, seperti pada ayat yang berbunyi :

ۨالَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقْدِيْرًا

Artinya: “Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.” (Q.S Al – Furqan: 2 ).

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa takdir adalah ketetapan dari Allah, sebagai hamba, manusia berusaha menerima takdir dengan cara terbaik dan memberikan ikhtiar maksimal dengan bertaqwa kepada Allah.

Menurut Penulis, harga kelas seminar Spiritual Motherhood masih wajar, karena fasilitas yang diperoleh juga sudah disediakan oleh panitia, seperti makan siang, Coffe break dan Mentoring lainnya setelah kelas. Jika Theraphi ke Psikiater akan lebih mahal dengan fasilitas terbatas. Namun demikian, kembali lagi kepada peserta atau korban bebas memilih dan menentukan pilihan sesuai dengan kebutuhan.

Kasih sayang dapat meleburkan emosi negatif, sebagaimana dalam seruan Allah seperti di bawah ini:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”. (Q.S Ar- Rum: 21).

Ayat di atas menjelaskan agar umat muslim senantiasa dapat mengamalkan cinta dan kasih sayang sesuai anjuran Al-Qur’an dan Rasulullah Saw. Untuk itu, pesan penulis kepada pembaca adalah, di era masa kini perlunya meluaskan kajian spiritual berbasis tauhid dan dakwah agar penggunaan media sosial tidak kebablasan dan lebih positif.

Spiritual adalah pondasi dalam berprinsip dan berpikir, berikut ciri dari orang yang memiliki spiritual yang kuat: Memiliki batin dan dan pikiran yang selalu terkoneksi kepada Allah. Memiliki kerendahan hati dan kasih sayang kepada semua makhluk. Mampu menemukan kedamaian di dalam dirinya. Mampu memiliki hati yang sabar, dan Bijaksana.

Penulis juga menghimbau kepada pembaca agar lebih peka dan waspada terhadap kejahatan Perempuan dan Anak di lingkungan sekitar, jika terjadi maka sudah kewajiban kita bersama untuk mensupport korban agar pulih dari trauma dan luka yang mereka rasakan.

 


Posting Komentar

2 Komentar

  1. Masyaa Allah, setelah membaca ini ya Allah makin tertarik belajar dan berbenah lebih baik di kelas spiritual motherhood ya Robb. Berikan izin dan rejeki Mu ya Robb ❤️😭. Terimakasih banyak ya kk sudah Buat majalah ini, mudah mudahan menjadi wasilah kebaikan untuk terus lebih dekat kepada Allah. Semangat terus berkarya yaa kakak😇

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar Anda

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah