Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Orang Yang Berilmu Perspektif Imam Az-Zarnuji Dalam Kitab Ta’limul Muta’allim

Muhammad Bukhori Dasopang, NIM. 2350100021, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana Program Magister UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

 
Dalam kitab Ta’limul Muta’allim, Imam Az-Zarnuji menuliskan tentang bagaimana sejatinya orang berilmu yang sudah tertulis dalam kitabnya, dituliskan dalam kitab Ta’limul Muta’allim bahwasanya orang yang berilmu memiliki derajat yang sangat tinggi. Di samping itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu dalam menuntut ilmu, seperti contoh, bagaimana seseorang dalam memilih ilmu dan guru dalam menuntut ilmu. Kemudian penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul dalam penulisan artikel ilmiah ini dengan judul “Orang yang  Berilmu Perspektif Imam Az-Zarnuji dalam Kitab Ta’limul Muta’allim”.

Tujuan dari penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sejatinya orang yang berilmu perspektif Imam Az-Zarnuji yang telah tertulis dalam kitab Ta’limul Muta’allim.

Metode yang digunakan penulis dalam tulisan artikel ilmiah ini merupakan penelitian studi tokoh (Life Story) yaitu pengkajian secara sistematis terhadap pemikiran ataupun gagasan seorang tokoh yang bertujuan untuk mencapai suatu pemahaman tentang ketokohan seorang individu dalam suatu komunitas tertentu melalui pandangannya.

Beberapa penelitian telah menyebutkan nama lengkap Al-Zarnuji dengan nama yang berbeda-beda. Sebagaimana dikutip oleh Ahmad Sholeh dalam literatur skripsinya, Khoeruddin al Zarkeli menyebutkan nama Al-Zarnuji adalah al-Nu’man bin Ibrahim bin Kholil Al-Zarnuji Tajuddin. Sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Amirin M. Ali Hasan Umar, dalam sampul buku Al-Zarnuji, menyebutkan nama lengkap Al-Zarnuji adalah Syaikh Al Nu’man bin Ibrahim bin Isma’il bin Kholil Al- Zarnuji. Di sisi lain, ia juga menyebutkan nama lengkapnya adalah Syaikh Tajuddin Nu’man bin Ibrahim bin Al-Kholil Az-Zarnuji.

Sejauh ini belum terdapat data yang jelas mengenai biografi Az- Zarnuji, mengatakan bahwa nama lengkapnya adalah Burhanuddin al- Islamia  Az-Zarnuji. Di kalangan ulama belum ada kepastian mengenai tanggal kelahirannya. Adapun mengenai kefawatannya seperti yang dikutip oleh Abuddin Nata, Mochtar Affan dia mengatakan bahwa ada dua pendapat mengenai hal ini. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa Burhanuddin Al Zarnuji wafat pada tahun 591 H / 1195 M. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa Burhanuddin Al-Zarnuji wafat pada tahun 840 H / 1234 M.

Dalam catatan sejarah, belum ada kejelasan tahun beberapa tepatnya kitab Ta’limul Muta’llim ini ditulis. Di dalam syarah kitab yang ditulis oleh Syekh Ibrahim bin Ismail hanya memaparkan tentang latar belakang penelitian kitab ini. Kitab ini ditulis oleh Al-Zarnuji sebagai wujud keprihatinannya terhadap keadaan para penuntut ilmu dan mempunyai ilmu banyak akan tetapi tidak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan ilmu tidak mempunyai arti dalam kehidupan mereka. Dalam hal ini dijelaskan oleh Al-Zarnuji dalam Kitab Ta’limul Muta’allim sebagai berikut:

Artinya: “Setelah saya amati banyak pencari ilmu (pelajar, santri dan mahasiswa) pada generasi saya, ternyata mereka banyak mendapatkan ilmu tetapi tidak dapat mencapai manfaat dan buahnya, yaitu pengamalan dan penyebarannya. Hal ini disebabkan oleh kesalahan mereka menempuh jalan dan mengabaikan syarat-syarat menuntut ilmu, padahal setiap orang yang salah jalan, maka ia akan tersesat dan tidak dapat mencapai tujuannya, baik sedikit maupun banyak. Oleh karenanya, dengan senang hati saya akan menjelaskan kepada mereka mengenai metodologi belajar berdasarkan apa yang saya pelajari dalam beberapa buku dan petunjuk- petunjuk yang saya dengar dari para guruku yang cerdik cendekia. Penyusunan buku ini mendapat kebahagiaan dan keselamatan pada hari kiamat nanti. Buku ini saya susun setelah memohon petunjuk kepada Allah Swt”.

Orang yang berilmu itu mempunyai derajat yang sangat tinggi di hadapan Allah SWT. Sebab, Allah memerintahkan kepada seluruh makhluknya untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu kita dapat melakukan perbuatan dan kegiatan dengan baik, baik dalam kegiatan beribadah maupun kegiatan sehari-hari. Kata Alira, “Orang-orang yang berilmu lebih utama dari pada orang yang berpuasa, orang yang melaksanakan sholat, dan orang yang berjihad. Apabila mati orang yang berilmu, maka terdapatlah kekosongan dalam Islam yang tidak dapat ditutup selain orang penggantinya dijelaskan dalam sebuah hadits, bahwa kedudukan orang yang menuntut ilmu seperti kedudukan Nabi Muhammad Saw.

Artinya kedudukan orang yang berilmu sangat tinggi dan mulia. Bahkan di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu beberapa derajat. Dalam agama Islam terdapat beberapa amal ibadah yang digunakan untuk menakar derajat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Sebut saja contohnya adalah masalah ilmu dan iman. Allah berfirman dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 bahwa ia mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu ke dalam beberapa derajat.

Artinya: “Allah akan mengangkat derajat orang–orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu ke dalam beberapa derajat...”

Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi bahkan melebihi seorang yang abid yang gemar beribadah namun tidak didasari dengan ilmu yang memadai.Yang dimaksud dengan orang yang berilmu di sini ialah orang yang mempunyai ilmu dan mengamalkannya. Ilmu yang dimilikinya bagaikan cahaya yang dapat menerangi kegelapan. Sebagai orang yang berilmu ia mengerti bahwa ilmunya harus dimanfaatkan. Dengan ilmunya ia dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil, antara yang halal dan mengetahui yang haram.

Dengan ilmunya ia dapat beribadah dengan baik, apa yang dikerjakannya mempunyai dasar, dan di dalam berbuat ia penuh dengan hati-hati. Dengan ilmunya pula ia dapat merubah keadaan dan cepat menyesuaikan keadaan itu dengan segera.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Al-Zarnuji, Burhanuddin, Ta’limulMuta’allim, (Surabaya: Al-Haramain Jaya Indonesia, 2006)

Amiruddin, Pendidikan Karakter, (Medan: CV Manjahi Medan, 2016)

Asmani, Jamal Malanur, Buku Pnduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,(Yogyakarta, Diva Press, 2011)

Al-Mahalli, Jalaluddin, dan Jalaluddin As-sayuti, Tafsir Jalalain Hard Cover, (Riyadh Ummul Quro, 2018)

Posting Komentar

1 Komentar

Silakan tinggalkan komentar Anda

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah