Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Ramadhan Karim

 
Penulis:
Ida Royani, M.Hum dan Hotmaidah Hasibuan, M.Si

 

Bismillahir rahmanir Rahim. Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Washsholatu Wassalamu ‘ala Sayyidana Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.

Ramadhan merupakan bulan mulia yang di dalamnya umat muslim yang beriman diwajibkan berpuasa sebulan penuh. Bulan Ramadhan terdapat di dalamnya ibadah- ibadah khusus seperti puasa, sholat tarwih maupun zakat fitrah. Terdapat pula satu di antaranya malam yang mulia dari pada malam- malam bulan Ramadhan yang lainnya dan lebih baik daripada seribu bulan yaitu malam lailatul qadar. Sehingga, bulan ini termasuk ke dalam bulan yang sarat akan ibadah baik yang khusus maupun yang telah sedari awal diperintahkan oleh Allah SWT.

Berawal dari ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ - ١٨٣

Artinya: Hai orang- orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah: 183).

Sebagai muslim tentu ayat ini sudah tidak asing lagi. Ayat yang menjelaskan tentang kewajiban menunaikan ibadah puasa serta akhir yang akan didapatkan dari kewajiban tersebut. Berawal dari seruan kepada mukmin untuk menjadi muttaqin di penghujung pelaksanaan puasa tersebut.

Terdapat suatu kisah yang penuh dengan makna dan hikmah yang dapat dijadikan pelajaran untuk kita dapat mengambil ibrah yang berharga tentang ibadah puasa yang dilakukan. Kisah tentang seekor ular dan seekor ulat yang menunjukkan kepada kita tentang dua hal yang sama- sama melakukan “puasa”, tetapi memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Keduanya mendapatkan hal yang berbeda di penghujung puasa yang mereka lakukan. Ular dan ulat adalah dua jenis binatang melata yang sama-sama menjijikkan. Mari kita telusuri kehidupan kedua binatang ini satu per satu.

Ular merupakan reptil melata yang memiliki proses pergantian kulit yang disebut dengan molting atau ecdysis. Sebelum melepaskan kulit lamanya, ular akan makan lebih banyak karena kebutuhan energi yang besar untuk pertumbuhan kulit barunya. Kemudian ular siap untuk berhenti makan dan lanjut mencari tempat yang aman, lembab dan hibernasi pun dimulai hingga mencapai kurang lebih dua bulan lamanya. Ulat juga merupakan hewan melata yang hidupnya mengalami proses metamorphosis sempurna yang dimulai dari telur, ulat, kepompong (puva) dan kupu-kupu dewasa. Pada fase ulat, ia akan memakan dedaunan berhari-hari sampai tubuhnya membesar dan akan berhenti makan kemudian berubah menjadi kepompong dengan melilitkan tubuhnya dengan daun serta air liurnya sebagai perekat. Hingga masa ulat menjadi puva pun dimulai. 


 

Kedua hewan yang berbeda ini telah menunjukkan kegiatan berpuasa atau berhenti makan untuk jangka waktu tertentu. Keduanya, ular dan ulat, memiliki kesamaan berhenti makan dan melakukan hibernasi untuk waktu yang cukup agar tujuan berdiam dirinya menjadikan mereka sesuatu yang baru. Ular setelah hibernasi akan berubah kulitnya menjadi kulit baru yang lebih bagus dan ular akan aktif lagi untuk hidup seperti sediakala. Hal yang sama juga terjadi pada ulat saat fase puva (kepompong), di mana ulat yang puasa akan menjadi kupu-kupu yang indah dan memulai hidup yang baru sebagai hewan yang lebih baik. Kisah inspiratif ini dapat diibaratkan dengan ibadah puasa kita lakukan selama sebulan penuh. Hikmah yang terdapat dalam kisah ini sebagai berikut:

1.        Nama

Ular akan tetap ular di penghujung puasanya. Sejak awal ular dikenal dengan namanya dan setelah mendapatkan kulit yang baru, ia tetap disebut ular. Berbeda dengan ulat, ia akan berubah nama di penghujung puasanya yakni menjadi kupu-kupu. Tidak akan pernah lagi dipanggil dengan ulat walaupun ia awalnya dari ulat. Kupu-kupu akan menyimpan memori keadaan dirinya yang menjadi ulat di dalam otak kupu-kupu sehingga termasuk ke dalam hewan yang tidak pernah melupakan masa lalu dan menjadi hewan yang lebih baik karena perjuangan yang telah dilalui dengan proses kepompong (puasa) yang telah dirasakannya. Begitu juga dengan kita, umat muslim yang telah menunaikan ibadah puasa akan berubah nama dari semula yang bergelar Al-Mu’min menjadi Al-Muttaqin seperti ayat yang telah dikutip di atas.

2.        Tabiat dan perilaku

Ular tetap menjadi hewan yang menjijikkan, sedangkan ulat berubah menjadi hewan yang indah dan menggemaskan. Ular juga tetap menjadi hewan melata, sedangkan ulat menjadi hewan bersayap yang dapat terbang. Ular masih mengkonsumsi hewan yang biasa dimakan olehnya, dalam hal makanan beda dengan ulat, setelah jadi kupu-kupu, ia akan menemukan makanan lain yang jauh lebih baik yakni madu. Ular juga akan tetap menjadi ular yang senyap dan mematikan alias beracun, sedangkan ulat menjadi hewan yang bermanfaat bagi alam sekitar.

Tabiat dan perilaku kita umat muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan juga hendaknya menjadi lebih baik, sebelum berpuasa mungkin suka lalai, boros, marah-marah atau mungkin kebiasaan buruk yang sia-sia. Akan tetapi setelah menjalankan ibadah puasa, kita hendaknya menjadi pribadi yang ikhlas, taat, penyabar, murah berbagi, peduli, dan banyak melakukan perbaikan amalan yang jauh lebih baik

3.        Gaya hidup dan manfaat

Ular akan hidup dengan lingkungan yang sama sejak semula walaupun telah berhibernasi atau puasa, sedangkan ulat menjadi kupu-kupu yang hidup di udara segar dan hinggap ke tempat-tempat yang indah dan bersih. Ular kemudian akan menjadi ular yang biasa ditakuti dan diusir jika ditemui dan kebermanfaatannya tidak dirasakan oleh lingkungannya, sedangkan ulat menjadi kupu-kupu yang disenangi dan membantu proses penyerbukan tanaman yang bermanfaat untuk lingkungan dan keberlangsungan alam dan manusia dapat menikmati buah hasil perkawinan tumbuhan yang dibantu oleh kupu-kupu.

Terdapat hal yang tak kalah penting juga untuk kita setelah berpuasa, gaya hidup kita hendaknya menjadi lebih sederhana dan memiliki jiwa empati dan simpati kepada sesama agar menjadi bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Individu yang berpuasa dan tidak berpuasa dapat dibedakan dalam banyak aspek sebab puasa adalah momentum untuk muhasabah dan memperbaiki diri. Ibadah yang terdapat dalam bulan Ramadhan ini meliputi yang wajib, seperti puasa dan membayar zakat fitrah dan sunnahnya seperti sahur, qiyamul lail dengan sholat tarawih dan witir berjamaah, tahajjud, dhuha, membaca Al-Qur’an, sedekah, I’tikaf, dan masih banyak lagi. Latihan yang diwajibkan ini hendaknya mampu melahirkan pribadi muslim yang bertaqwa di penghujung waktu puasanya.

Demikianlah ibroh yang sangat sarat akan pelajaran bagi manusia dalam menjalankan ibadah puasa. Manusia seharusnya tidaklah menjadi seperti ular yang tetap dengan nama, tabiat, perilaku, gaya hidup dan manfaatnya. Akan tetapi, manusia bisa mempelajari kisah ulat yang berubah menjadi kupu-kupu tersebut. Wallohu a’lam bishshowab.

 

Bahan Bacaan:

Abdurrohman. 2012. Siklus Hidup Hewan Seri Kupu-Kupu. Jakarta: Bestari.

Al-Qarny, Aidh Abdullah. 2006. Renungan di Bulan Ramadhan. Jakarta: Cakrawala Publishing.

Busnia, M. 2006. Entomologi. Padang: Andalas University Press.

Campbell A Neil. Dkk. 2005. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Diklat Kementerian Agama RI. 2019. Al-Quran dan Terjemahnya Edisi Penyempurnaan 2019. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an.

Maksum, Muhammad Syukron. 2009. Kedahsyatan puasa jadikan hidup penuh berkah. Yogyakarta: Pustaka Marwa.

Shabir, M. 2011. Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Ibadah Puasa. Jurnal Lentera Pendidikan 14: 137–51.

Sonhaji. Aang. Lima Filum Vertebrata. 2012. Bandung: Aulia Publishing.

Sri Astuti. Lilis. 2007. Klasifikasi Hewan. Jakarta: Kawan Pustaka.

Suhana. 2009. Ngengat dan Kupu-kupu. Jakarta: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Wiryoutomo, Pracoyo. 2009. Hikmah Puasa. Jakarta: Qultum Media.


Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah