Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS: Mengapa Memilih Critical Discourse Analysis?


Dosen Tetap pada Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

 

Penulis lebih menyukai Critical Discourse Analysis (CDA) dibandingkan dengan Content Analysis (CA) berdasarkan pengalaman penulis dalam meneliti media dan ideologi, sebagaimana terlihat dalam dua penelitian penulis yang telah dipublikasikan pada jurnal Nasional, seperti:

Ideological and media discourse study of Nasrudin Joha's political article

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan CDA untuk mengkaji bagaimana ideologi tertentu diartikulasikan melalui wacana media. CDA memungkinkan penulis untuk menganalisis secara mendalam bagaimana Nasrudin Joha menyampaikan pandangan politiknya, menghubungkan bahasa yang digunakan dengan kekuatan ideologis dan dinamika sosial yang lebih luas. Pendekatan ini penting karena CDA mengkaji bagaimana bahasa merefleksikan dan membentuk ideologi dominan serta posisi kekuasaan dalam masyarakat.

Diskriminasi Gender: Kajian terhadap Penamaan Janda Bolong dalamPerspektif Konstruktivisme Media

Dalam studi ini, FCDA (Feminist Critical Discourse Analysis) digunakan untuk meneliti bagaimana media membentuk dan mengonstruksi makna sosial dari istilah "Janda Bolong", yang terkait dengan diskriminasi gender. FCDA memungkinkan analisis terhadap bagaimana bahasa media mereproduksi stereotip dan ketidaksetaraan gender, dengan fokus pada bagaimana wacana media dapat mempertahankan atau menantang struktur sosial yang diskriminatif.

Critical Discourse Analysis (CDA) dianggap lebih unggul daripada Content Analysis (CA) dalam beberapa hal karena pendekatannya yang lebih mendalam dan kontekstual terhadap bahasa dan kekuasaan. Dapat penulis sampaikan di sini bahwa beberapa alasan mengapa CDA dianggap lebih mantap dipakai dalam menganalisis situasi tertentu, terutama yang berkaitan dengan ideologi, politik, dan kuasa.

Pendekatan Kritis Terhadap Bahasa

CDA tidak hanya menganalisis isi atau frekuensi dari kata-kata atau tema seperti pada Content Analysis, tetapi juga mengeksplorasi bagaimana bahasa digunakan untuk membentuk dan mereproduksi kekuasaan, ideologi, dan hubungan sosial. CDA berfokus pada bagaimana wacana merefleksikan atau memperkuat struktur kekuasaan dalam masyarakat, sementara Content Analysis cenderung lebih deskriptif tanpa menggali makna yang lebih dalam.

Analisis Kontekstual

CDA memperhatikan konteks sosial, politik, dan historis di mana suatu teks atau wacana muncul. Ini berarti CDA menghubungkan bahasa dengan praktik sosial dan institusional yang lebih luas. Sebaliknya, CA cenderung lebih terfokus pada analisis statistik dari kata atau kategori tanpa mempertimbangkan konteks secara mendalam.

Pendekatan Multidimensi

CDA menggabungkan berbagai dimensi analisis, seperti aspek linguistik, ideologis, dan sosial, untuk memahami bagaimana wacana mempengaruhi perilaku sosial. Sementara CA sering kali bersifat kuantitatif, menghitung kemunculan kata atau tema tertentu, CDA berusaha untuk memahami dinamika kekuasaan yang tersembunyi di balik teks.

Analisis Kualitatif yang Lebih Mendalam

CDA umumnya bersifat kualitatif dan menawarkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana makna dibentuk dan dimaknai. Content Analysis sering kali bersifat kuantitatif, dan meskipun bisa digabungkan dengan metode kualitatif, fokus utamanya lebih pada penghitungan dan pengategorian isi teks.

Eksplorasi Ideologi dan Kekuasaan

CDA secara khusus tertarik pada bagaimana bahasa berfungsi untuk mempertahankan atau menantang ideologi dominan dan struktur kekuasaan. Content Analysis kurang terfokus pada hal ini, karena cenderung mengabaikan aspek ideologis dan politis dari teks.

Secara umum, CDA lebih tepat digunakan ketika peneliti ingin memahami hubungan antara bahasa dan kekuasaan serta bagaimana wacana membentuk dan mencerminkan dinamika sosial. Sementara Content Analysis berguna untuk memetakan atau mengidentifikasi pola dalam teks, CDA lebih unggul dalam memberikan analisis kritis dan mendalam tentang makna sosial dan politik di balik teks.

 

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah