Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Artificial Intelligence: Facilities or Impediment?

ILUSTRASI. Aplikasi AI (Artificial Intelligence). INT.

 
Penulis: Ida Royani, M.Hum
Dosen Tadris Bahasa Inggris, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Kecerdasan Artifisial (AI) adalah teknologi yang signifikan dan revolusioner saat ini yang menjadi salah satu teknologi paling penting dan transformatif di era ini. Ketika disebutkan tentang AI, kita teringat pada suatu superkomputer, perangkat dengan kekuatan pemrosesan luar biasa, fitur adaptif seperti penyertaan sensorik, dan karakteristik lain yang membuatnya tampak seperti manusia. Sebenarnya, AI adalah salah satu aplikasi sistem informasi modern yang paling menonjol dalam bidang pengetahuan modern yang tertarik untuk mempelajari dan memahami sifat kecerdasan manusia dan simulasinya untuk menciptakan komputer cerdas sebagai generasi baru yang dapat diprogram untuk mencapai banyak hal. Tugas-tugas yang memerlukan kemampuan inferensi, deduksi, dan persepsi yang tinggi, yang merupakan kualitas kecerdasan yang disukai banyak orang.

AI berpotensi memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat. Pemanfaatan AI akan mampu menciptakan, mengubah, dan meningkatkan banyak aspek kehidupan manusia. Misalnya saja seorang guru yang dulu harus memeriksa satu persatu hasil ujian siswanya dengan menggunakan pulpen, kini guru tidak perlu lagi melakukan hal itu. Dengan AI, siswa dapat mengerjakan ujian dengan aplikasi tersebut, dan guru akan langsung dapat melihat nilai siswanya. Guru boleh menggunakan ClassPoint AI atau FormativeAI. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari tentang AI ini.

Kecerdasan buatan (AI) telah menemukan kegunaan dan kepraktisan di berbagai sektor seperti identifikasi ucapan, interpretasi linguistik, permainan virtual, pembuatan gerakan yang  independen, dan identifikasi medis. Demikian pula, selama beberapa dekade terakhir, terdapat peningkatan fokus pada penerapan kecerdasan buatan di lingkungan pendidikan.

Sistem AI selalu siap memberikan dukungan berdasarkan teori pengajaran yang tertanam dalam model bimbingan belajar. Tatap muka yang dilakukan oleh pengguna mengevaluasi kemajuan pelajar dengan cara menggunakan berbagai metode masukan (input) seperti suara, pengetikan, dan mengklik, sambil menawarkan keluaran dalam bentuk teks, gambar, kartun, dan animasi. Antar-muka manusia-mesin yang ditingkatkan ini mengintegrasikan fitur-fitur yang didukung AI seperti interaksi bahasa alami, pengenalan ucapan, dan deteksi emosi pelajar.

Penerapan kecerdasan buatan dalam bentuk mesin cerdas mempunyai dampak transformatif terhadap peran sekolah, guru, dan peserta didik. Mesin-mesin ini mempunyai potensi untuk mengubah dinamika interaksi tradisional dan virtual dalam lingkungan pendidikan. Guru dan pelajar akan terlibat dengan mesin interaktif untuk berkolaborasi dalam pengalaman pendidikan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Transformasi ini membawa paradigma baru dalam tujuan pendidikan.

Salvagno, peneliti AI menyatakan bahwa salah satu platform AI (seperti elicit.org) dapat membantu peneliti untuk meninjau makalah akademis dan penelitian. Tidak hanya melanjutkan mencari referensi, tetapi juga memperoleh ringkasan, menyoroti ide-ide yang relevan dan sebagainya. Terkait hal tersebut, diyakini bahwa proses penulisan artikel ilmiah menjadi lebih mudah dan menyenangkan dengan bantuan AI. Alat ini berfungsi untuk mengurangi kesalahan untuk mencapai akurasi dan penulisan yang lebih efisien. Selain itu, AI dapat menyarankan umpan balik untuk menyempurnakan tulisan dengan menghasilkan ide-ide yang mempunyai arti penting untuk membantu pemrosesan bahasa ketika pengguna menemukan ide-ide tidak terdeteksi dalam tuntutan masukan tertentu.

Tidak hanya bermanfaat bagi penggunaan individu, AI juga membantu dalam pembelajaran bahasa, dan sudah ditelusuri oleh beragam peneliti baru-baru ini. Awalnya menyelidiki perspektif guru terhadap penggunaan AI di kelas. Hasilnya menunjukkan bahwa semua guru memiliki persepsi positif terhadap penggunaan AI di kelas mereka dan guru setuju bahwa AI membantu siswa untuk belajar yang menunjukkan tingkat motivasi siswa dalam kompetensi teknologi harus dipertimbangkan ketika siswa melibatkan AI di kelas Bahasa.  

Selain bukti tersebut, Godwin-Jones dan Majid, Ishfaq dan Lakshmi, pada tahun 2022 menggambarkan bahwa penggunaan AI di kelas ketika diintegrasikan ke dalam pengajaran dan praktik menulis, memiliki manfaat yang signifikan bagi siswa dan guru. Guru dibantu untuk membekali siswa dalam memperoleh pengetahuan meta-linguistik yang didorong oleh AI, menampilkan bagaimana AI dapat mempersonalisasi informasi untuk digunakan sebagai pengalaman belajar, dan mengatasi kelemahan agar siswa mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sungguh inklusif dan dapat diakses untuk belajar mandiri secara otomatis oleh siswa.

Walaupun demikian, tetap harus diingat bahwa dalam menggunakan AI, sangat penting untuk memiliki koneksi internet. Tanpa koneksi internet, AI tidak akan berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, kita sebagai pengguna wajib menyediakan koneksi jaringan internet untuk siswa agar konektivitas dapat diandalkan.

Di sisi lain, kesulitan yang terkait dengan penciptaan sistem bimbingan belajar cerdas dan sistem pembelajaran adaptif mencakup lebih dari sekedar kemampuan pemrograman komputer. Hal ini juga melibatkan metode yang digunakan untuk meniru kecerdasan para ahli manusia. Tantangan tersebut muncul karena Artificial Intelligence in Education (AIED) merupakan bidang yang sangat bergantung pada teknologi dan mencakup berbagai disiplin ilmu. Jika pengguna kurang memahami peran AI dalam pendidikan dan cara kerja teknologi AI, mereka mungkin kesulitan menerapkan aplikasi dan aktivitas AIED secara efektif.

Salah satu kendala utama dalam menerapkan teknologi pendidikan juga adalah melibatkan siswa secara efektif yang memiliki sifat emosional, tingkat motivasi, keyakinan, persepsi diri, dan emosi yang berbeda-beda. Menurut Nazari, Shabbir dan Setiawan, ketidakcukupan bahasa yang dihasilkan AI terkadang tidak jelas terlihat karena hasilnya tidak natural secara konsisten. Siswa mungkin harus bekerja keras untuk memperbaiki dan memodifikasi bahasa yang diciptakan. Salah satu contoh AI dengan input bahasa ini adalah ChatGPT. Tantangan ChatGPT adalah ketergantungannya pada masukan data yang akurat untuk memberikan hasil yang tepat. Awalnya, peneliti memaparkan bukti adanya penurunan tingkat kesadaran terhadap mekanisme penerapan kecerdasan buatan, dan menyarankan perlunya lebih menyebarkan kesadaran tentang kemungkinan penggunaan aplikasi kecerdasan buatan dalam pendidikan.

Secara detail Lesia Viktorivna mengulas AI dalam pembelajaran bahasa yang ditakuti pembelajar di EFL Ukranian University dimana AI telah dipahami pada tingkat yang sangat tinggi. Peserta didik menggambarkan bahwa ChatGPT dapat menghasilkan ide, menemukan literatur, merangkum temuan penelitian, menulis abstrak, dan proofreading yang mencegah plagiarisme. Ia juga pandai menulis artikel khusus yang dapat melampaui kemampuan manusia. Akibatnya, pelajar harus menghadapi kehilangan informasi pribadi dan ketakutan kehilangan lingkungan alami dengan pembicara dan emosi nyata. AI juga dapat mengurangi spontanitas dan kreativitas pembelajar dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena itu, AI memerlukan kearifan manusia sebagai desainer konten dan pakar pendidikan untuk menjaga eksistensi pengetahuan manusia seperti yang dikemukakan oleh Schmohl dkk. sebelumnya.

Pandangan berbeda disampaikan oleh Bom, yang mana bahwa ChatGPT belum mendukung input dalam format grafik atau gambar. Teks yang dihasilkan oleh ChatGPT mungkin tidak sesuai dengan format yang biasa digunakan dalam makalah akademis, sehingga memerlukan banyak pengeditan. Salah satu masalah dengan ChatGPT adalah memerlukan input data yang akurat untuk memberikan hasil yang akurat. Namun, reproduksi data palsu yang meluas harus diingat. Sehingga, pengguna bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada kekhawatiran terhadap potensi plagiarisme.

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam penulisan akademik memiliki banyak manfaat. AI dapat menghemat waktu, meningkatkan efisiensi, dan menyederhanakan proses penulisan dan pengeditan. Meskipun terdapat manfaat yang signifikan, penggunaan alat-alat ini juga menimbulkan kontroversi. AI dapat mengurangi spontanitas dan kreativitas pembelajar dalam pembelajaran bahasa, dan hasilnya tidak selalu natural.  Meskipun demikian, integrasi AI ke dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dihindari dan individu perlu memahami dan memanfaatkan kegunaannya.

OpenAI, memiliki potensi kebermanfaatan yang besar dalam berbagai tugas. Teknologi ini mempunyai potensi manfaat untuk meningkatkan produktivitas dan membantu dalam dunia pendidikan khususnya bidang kepenulisan.  Namun, terdapat beberapa keterbatasan dalam penggunaannya seperti misinformasi dan konten yang bias, terkadang data tidak akurat, tidak mendukung input dalam format grafik atau gambar dan lain sebagainya. Hal tersebut bisa menjadi peluang dan bisa menjadi tantangan bagi penggunanya, tergantung bagaimana mereka memanfaatkannya. Oleh karena itu, sebagai pengguna penting untuk mengevaluasi dan mengatur teknologi ini agar dapat menggunakannya secara etis dan bertanggung jawab.

DAFTAR BACAAN

Bom, H.S.H. (2023) ‘Exploring the Opportunities and Challenges of ChatGPT in Academic Writing: a Roundtable Discussion’, Nuclear Medicine and Molecular Imaging, (0123456789), pp. 2–4. Available at: https://doi.org/10.1007/s13139-023-00809-2

Godwin-Jones, R. (2022) ‘Partnering with AI: Intelligent writing assistance and instructed language learning’, Language Learning & Technology, 26(2), pp. 5–24. Available at: http://doi.org/10125/73474

Lesia Viktorivna, K. et al. (2022) ‘Artificial Intelligence in Language Learning: What Are We Afraid of’, Arab World English Journal, (8), pp. 262–273. Available at: https://doi.org/10.24093/awej/call8.18

Nazari, N., Shabbir, M.S. and Setiawan, R. (2021) ‘Application of Artificial Intelligence powered digital writing assistant in higher education: randomized controlled trial’, Heliyon, 7(5), p. e07014. Available at: https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e07014

Salvagno, M., Taccone, F.S. and Gerli, A.G. (2023) ‘Can artificial intelligence help for scientific writing?’, Critical Care, 27(1), pp. 1–5. Available at: https://doi.org/10.1186/s13054-023-04380-2.

Schmohl, T. et al. (2020) ‘How can Artificial Intelligence Improve the academic writing of students?’, The Future of Education, pp. 12–14. Available at: https://thesiswriter.zhaw.ch/

 

 

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah