Penulis: Tua Dalimunthe, S.Sos, Mahasiswa S2 KPI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan
Sejarah Santri di Indonesia
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, telah memberikan kontribusi besar dalam perjalanan bangsa Indonesia. Sejak masa pra-kemerdekaan hingga sekarang, pesantren dan para santri turut serta dalam berbagai aspek kehidupan negara mulai dari politik, ekonomi, hingga pendidikan dan militer. Perjuangan santri dalam mempertahankan kemerdekaan seperti peran penting dalam Resolusi Jihad yang dikeluarkan KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 menjadi dasar penetapan Hari Santri Nasional. Resolusi ini menyatakan bahwa membela tanah air adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh umat Islam.
Penetapan Hari Santri melalui Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo bertujuan untuk mengingatkan bangsa Indonesia pada semangat perjuangan dan pengorbanan para santri dalam mempertahankan negeri. Jokowi Widodo juga berharap agar Hari Santri menjadi inspirasi bagi seluruh bangsa untuk menghargai semangat nasionalisme, cinta tanah air, dan rela berkorban yang ditunjukkan oleh para santri.
Santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga ilmu umum, yang menjadikan mereka mampu bersaing di berbagai bidang baik nasional maupun internasional. Simbol perpaduan antara ilmu akhirat dan dunia, salah satu benteng dalam menjaga kehidupan beragama di Indonesia. Santri harus terus memberikan contoh yang baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
Perayaan Hari Santri juga diperingati dengan berbagai kegiatan, baik di dalam maupun di luar pesantren, yang bertujuan untuk menghargai dan mengingat perjuangan santri dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Hari Santri bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga momentum untuk memperkuat semangat persatuan, toleransi, dan keragaman di tengah masyarakat yang majemuk.
Hari santri tahun 2024 mengangkat Tema Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan. mengajak para santri dan masyarakat Indonesia untuk terus merajut perjuangan yang sudah dimulai oleh pendahulu, guna membangun masa depan yang lebih baik dan berkeadilan bagi Indonesia.
Peran Santri Bagi Indonesia
Peran dan kontribusi pesantren dalam membangun dan mempertahankan tanah air dan negaranya tidak dapat lagi dipertanyakan. Kehadirannya dalam setiap peristiwa perjalanan bangsa Indonesia baik dari masa pra kemerdekaan. Santri yang turut serta membangun bangsa ini seakan hilang dalam sejarah bangsanya, setelah mendapat masukan serta pendapat dari berbagai pihak yang mendukung dan sembari mendengarkan aspirasi yang berkembang dimasyarakat terkait dengan santri.
Keragaman sebagai bangsa, baik keragaman suku, keragaman agama, maupun keragaman budaya melekat nilai- nilai untuk saling menghargai, saling menjaga toleransi dan saling menguatkan tali persaudaraan antar anak bangsa Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran yang berguna untuk membina rasa bersatu antar penduduk negara yang beraneka ragam yang secara bersama-sama membangun nilai-nilai, semangat, dan patriotism yang diletakan dalam semangat pembelaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dengan mempertahankan kedaulatan, integritas, dan identitas bangsa. Nasionalisme sebagai perekat persatuan dan kesatuan negara Indonesia karena adanya nasionalisme membuat masyarakat menjadi satu pemikiran yaitu untuk menjunjung tinggi perasaan cinta tanah air pada negaranya. Tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini bukan lagi memikirkan cara untuk membebaskan diri dari para penjajah, namun bagaimana mempertahankan persatuan dan kesatuan negara. Indonesia sebagai negara yang majemuk yang memiliki keragaman dari ras, suku, bahasa, agama, golongan, budaya, yang menyebabkan rentang terjadinya konflik.
Peran penting santri dalam memberikan contoh yang baik bagi masyarakat Indonesia. Santri tidak hanya dikenal karena ilmu agama yang mendalam, tetapi juga karena sikap, akhlak dan adab. Makna "Menyambung Juang" adalah bahwa santri harus melanjutkan perjuangan yang telah dimulai oleh generasi sebelumnya, yang tidak hanya berkaitan dengan fisik kemerdekaan, tetapi juga bagaimana membangun bangsa yang bermoral, berilmu dan beradab."Merengkuh Masa Depan" berarti santri harus berperan aktif dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan dengan cara yang positif, memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
Perubahan politik yang baru-baru ini terjadi dengan pelantikan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran pada 20 Oktober 2024, diharapkan ada semangat baru untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Pemerintahan baru dengan Kabinet Merah Putih, berupaya memberikan perubahan positif bagi negara yang harus diiringi dengan sinergi seluruh elemen bangsa, termasuk para santri. Santri diharapkan tetap berperan sebagai penjaga moral dan pendidik masyarakat dalam menghadapi perubahan yang terjadi, sehingga semangat kebangsaan, persatuan dan cinta tanah air tetap terjaga.
Santri tidak hanya harus terlibat dalam urusan agama, tetapi juga dalam berbagai bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun politik, dengan tetap mengedepankan sikap akhlakul karimah atau budi pekerti yang mulia. Santri dapat menjadi inspirasi bagi seluruh bangsa untuk terus maju dengan dasar moral yang kuat dan pengetahuan yang luas.
Tantangan Santri
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam membentuk moral dan intelektual bangsa Indonesia. Perkembangan pesantren dibangun atas lima dasar utama yaitu peran kiyai, masjid, santri, pondok dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Dari sinilah pesantren berkembang menjadi pusat pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga membentuk karakter santri yang nasionalis dan cinta tanah air. Santri di Indonesia menghadapi tantangan yang harus diatasi agar dapat terus berperan dalam membangun bangsa. Tantangan utama yang dihadapi santri.
Pertama Modernisasi dan Globalisasi. Pesantren dan santri dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan zaman, terutama dengan perkembangan teknologi dan globalisasi. Pesantren mengajarkan ilmu agama, santri juga harus mampu menguasai ilmu pengetahuan modern agar tidak tertinggal dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Kedua Keseimbangan Antara Tradisi dan Inovasi. Pesantren dikenal dengan kekuatan tradisinya, terutama dalam pengajaran kitab klasik (kitab kuning). Tantangan bagi santri adalah bagaimana mempertahankan nilai-nilai tradisional yang diajarkan di pesantren sambil tetap membuka diri terhadap inovasi dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketiga Tantangan Ekonomi. Banyak pesantren di Indonesia, terutama yang berada di daerah pedesaan, mengalami keterbatasan dalam fasilitas dan dukungan finansial. Tantangan ekonomi ini berdampak pada kualitas pendidikan dan kesejahteraan santri. Pesantren perlu mendapatkan dukungan yang lebih kuat dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi kendala.
Keempat Radikalisme dan Ekstremisme. Salah satu tantangan yang muncul belakangan ini adalah isu radikalisme. Santri, sebagai komunitas yang belajar agama, sering kali dihadapkan pada pengaruh paham radikal. Tantangan bagi pesantren dan santri adalah bagaimana menjaga pemahaman Islam yang moderat dan mengedepankan toleransi, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam Rahmatan lil ‘alamin.
Kelima Tantangan Sosial dan Politik. Santri juga diharapkan mampu memahami dan terlibat dalam dinamika sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Sebagai agen perubahan, santri harus memahami masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan memberikan solusi yang berdasarkan nilai-nilai keislaman. Selain itu, harus bisa menjaga sikap nasionalisme yang merupakan paham untuk menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negaradan menjaga identitas bangsa.
Keenam Pembentukan Karakter dan Akhlak. Santri diharapkan menjadi teladan dalam sikap dan akhlak. Menurut para ahli psikologi seperti Louis Thurstone dan Rensis Likert merupakan evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap situasi. Santri dituntut untuk memiliki sikap yang mencerminkan nilai-nilai agama dan nasionalisme. Termasuk cinta tanah air, rela berkorban, menjaga kesatuan bangsa serta menghargai nilai kemanusiaan.
Ketujuh Relevansi Pendidikan Pesantren. Santri juga menghadapi tantangan dalam memastikan pendidikan di pesantren tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat modern. Mencakup pengajaran yang tidak hanya fokus pada ilmu agama, tetapi juga keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan profesional. tantangan yang dihadapi oleh santri di Indonesia sangat kompleks, namun dengan semangat juang dan pendidikan yang baik, santri dapat terus menjadi benteng moral dan intelektual bangsa serta berperan aktif dalam menjaga persatuan, kebangsaan dan cinta tanah air.
0 Komentar
Silakan tinggalkan komentar Anda