Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Mendidik Anak di Era Modern


Khotib: Dr. Icol Dianto, M.Kom.I

 

Seri Khotbah Jumat, 22 November 2024

Masjid Al-Muhajirin Desa Pal-IV Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan

 

Pembukaan khotbah pertama. Salam, puji-pujian kepada Allah, sholawat, wasiat. Kemudian dilanjutkan dengan isi khotbah sebagai berikut:

 

Ma’asiral mukminin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Anak adalah amanah besar dari Allah SWT yang harus kita jaga, rawat, dan bina agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang bertakwa, cerdas, dan mampu menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan mereka tumbuh dalam nilai-nilai Islam yang kokoh dan berkontribusi positif bagi lingkungan dan umat.

Allah katakan kepada kita, (QS. An-Nisa: 9):

 


“Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).”

 

Ayat ini mengingatkan kita sebagai orang tua, apabila kita sudah mengkhawatirkan kesehatan kita dan terasa sudah dekat kematian kita, maka hendaknya kita memikirkan anak dan keluarga kita, terutama anak sebagai keturunan kita. Janganlah sampai kita meninggalkan anak-anak atau keluarga kita dalam keadaan yang lemah. Lemah secara agama dan lemah secara dunia sehingga kesejahteraan hidup mereka menjadi terancam.

Untuk itu, kita sebagai orang tua selalu bertakwa dan mendekatkan diri kepada Allah, mohonkan kepada Allah kebaikan untuk anak-anak kita. Berkata lemah lembutlah kepada anak-anak kita, termasuk anak yatim yang menjadi tanggung jawab atau dalam pengasuhan kita. Perlakukan anak-anak yatim itu seperti memperlakukan anak kandung sendiri.

Akhir-akhir ini, kita mendengar beberapa kejadian di sekitar kita. Anak yang tega membunuh orang tua (ayahnya) karena tidak diberi rokok, anak yang tega membunuh ibunya karena tidak dikasih uang untuk beli narkoba, anak yang dirudapaksa oleh ayah kandungnya yang kemudian si anak melapor ke pihak kepolisian, serta anak sekolah yang saling kirim video yang tidak pantas melalui media sosial. Peristiwa seorang anak remaja putri yang bertemu dengan pria yang dikenalnya melalui media sosial kemudian berujung tindakan kekerasan. Semua itu adalah kejadian yang dekat dengan lingkungan kita di Kota Padangsidimpuan ini dan terjadi di tahun 2024 ini.

Ma’asiral mukminin

Kita saat ini hidup di zaman yang serba rumit, teknologi yang semakin canggih, perubahan yang bermanuver cepat, sehingga kita manusia terkadang tertinggal untuk mengikutinya. Di sisi lain, konten-konten yang merusak terus diproduksi, game online, judi online, dan bahkan sumber-sumber kemaksiatan online. Semua itu adalah mata pisau yang tajam yang dihasilkan oleh manusia untuk bersiap-siap merusak benteng keagamaan manusia. Inilah yang disebut pengaruh negatif dari sebuah peradaban global, pengaruh globalisasi.

Sebagai orang tua, kita harus berusaha maksimal membentengi anak-anak kita agar pengaruh negatif dari globalisasi tersebut tidak menimpa anak-anak kita, paling tidak, dapat kita minimalisir. Kita perkecil peluang anak-anak kita melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat.

Jama’ah, mendidik anak di era modern ini memang memiliki tantangan berat, terutama ketika anak lebih terikat pada dunia digital, seperti game online. Namun, kita dapat melakukan beberapa langkah yang bisa diambil untuk mendidik anak agar tetap mendengarkan nasihat kita, orang tua mereka.

Bangun Hubungan yang Dekat dengan Anak. Luangkan waktu berkualitas untuk anak. Ajak anak untuk berbicara dari hati ke hati. Dengarkan cerita mereka tanpa menghakimi. Anak yang merasa didengarkan cenderung lebih menghargai orang tua.

Pahami Minat Anak. Cobalah memahami kenapa anak menyukai game tersebut. Anda bisa sesekali ikut bermain untuk mengetahui cara berpikir mereka dan membangun kedekatan.

Berikan Pendekatan Positif, Bukan Otoriter. Hindari memarahi anak secara berlebihan karena akan membuat anak semakin menjauh. Berikan nasihat dengan cara yang positif dan ajak anak untuk berdiskusi mengenai dampak buruk jika terlalu sering bermain game.

Tetapkan Aturan yang Jelas dan Konsisten. Buat jadwal waktu bermain game yang teratur. Misalnya, anak hanya boleh bermain game setelah menyelesaikan tugas sekolah atau kegiatan lainnya. Libatkan anak dalam menyusun aturan ini agar mereka merasa dihargai dan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat.

Arahkan Anak ke Aktivitas yang Lebih Produktif. Cari Alternatif Kegiatan: Ajak anak mencoba hobi baru seperti olahraga, seni, atau musik yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari game. Gabung dalam Komunitas Positif: Dorong anak untuk bergabung dalam kegiatan sosial atau kelompok yang sesuai dengan minat mereka.

Berikan Contoh yang Baik. Anak sering meniru perilaku orang tua. Jika orang tua juga sibuk dengan gawai, anak akan cenderung meniru. Kurangi penggunaan gawai di depan anak dan tunjukkan aktivitas lain yang lebih bermakna.

Kita orang tua musti membimbing anak mengenali dunia digital. Di era modern ini, anak harus dibimbing untuk memanfaatkan teknologi secara positif. Tekankan bahwa teknologi adalah alat untuk kebaikan, bukan sekadar hiburan. Ajarkan mereka adab dalam menggunakan teknologi, seperti menghindari konten yang haram, membatasi waktu layar, menggunakan teknologi untuk belajar dan berdakwah.

Jama’ah, lalu apa yang dapat kita lakukan untuk membentengi anak-anak dan keturunan kita, sehingga dengan demikian itu tercapainya generasi yang kuat secara mental, fisik, dan finansial.

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

(QS. At-Tahrim: 6)

 

Pertama, Membangun dan Memperkuat Fondasi Tauhid

Kenalkan Allah SWT Sejak Dini: Ajarkan anak tentang siapa Allah, sifat-sifat-Nya, dan kebesaran-Nya melalui cerita, pengalaman, dan contoh nyata. Ajarkan Makna Ibadah: Jelaskan bahwa semua aktivitas bisa menjadi ibadah jika diniatkan karena Allah, bukan hanya shalat dan puasa. Tanamkan Akhlak Qur’ani: Dorong anak membaca, menghafal, dan memahami Al-Qur’an agar nilai-nilai dalam Al-Qur’an menjadi pedoman hidupnya.

Kedua, Mengajarkan Tujuan Hidup

Berikan pemahaman kepada anak bahwa mereka diciptakan untuk. Beribadah kepada Allah SWT: Ajarkan anak bahwa ibadah tidak hanya dalam bentuk ritual seperti shalat, tapi juga melalui akhlak baik kepada sesama. Menjadi Khalifah di Muka Bumi: Jelaskan tanggung jawab menjaga lingkungan, bersikap adil, dan memberikan manfaat kepada orang lain.


Di lain ayat disampaikan bahwa:


Ketiga, Menanamkan Akhlak Mulia

Adab kepada Allah: Ajarkan anak untuk selalu bersyukur, berdoa, dan meminta hanya kepada Allah. Adab kepada Orang Tua: Tumbuhkan sikap hormat, taat, dan kasih sayang kepada orang tua. Adab kepada Sesama: Ajarkan mereka untuk berbagi, jujur, menjaga lisan, dan menghormati orang lain.

Rasulullah SAW memberikan contoh mendidik anak yang penuh hikmah dengan memberikan motivasi positif. Beliau sering memuji anak-anak dan memberi semangat, seperti kepada Abdullah bin Abbas RA: "Ya Allah, berikanlah dia pemahaman dalam agama dan ajarkanlah dia tafsir Al-Qur'an." (HR. Bukhari dan Muslim).

Apa bila semua itu sudah kita lakukan, namun anak tetap saja menjadi pribadi yang tidak diharapkan, jauh dari agama. Inilah saatnya kita kembalikan segala urusan itu hanya milik Allah.

Allah katakan kepada kita bahwa: Q. Surah Al Anfal ayat 28


Fa’tabiru ya Ulil Abshor, La ‘allakum turhamun.

Duduk di antara dua sujud dan lanjutkan khotbah kedua.

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah