Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Peran Orang Tua dalam Mengurangi Risiko Bullying pada Anak

Foto Ilustrasi: Bullying. Sumber: Internet.

Penulis: Nikmah Muizzah Pulungan
Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

 

Masa remaja merupakan periode penting yang menghubungkan masa kanak-kanak dengan dunia dewasa, yang ditandai dengan perubahan besar dalam perkembangan emosional, sosial, fisik, dan psikologis. Namun, masa ini juga sering diwarnai dengan tantangan dalam mencari identitas diri dan menjelajahi lingkungan sekitar.

Salah satu masalah besar yang kerap muncul adalah bullying, yang kini menjadi isu global, terutama di lingkungan sekolah. Dampak dari bullying dapat sangat merugikan korban, memicu gangguan psikologis, kecemasan, ketakutan, bahkan depresi. Oleh sebab itu, peran orang tua sangat krusial dalam membantu anak-anak mengatasi masalah ini dengan memberikan dukungan emosional, mengenali tanda-tanda bullying, serta membekali anak dengan cara-cara untuk menghadapinya.

Selain itu, orang tua juga dapat menciptakan suasana yang aman di rumah serta mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan yang positif. Dengan arahan yang tepat, anak dapat membangun rasa percaya diri dan menjaga kesehatan mental mereka saat menghadapi tantangan bullying.

Orang tua memiliki peran utama dalam mengurangi risiko bullying pada anak, baik sebagai korban maupun pelaku. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk mendukung anak:

1.        Membangun Komunikasi yang Terbuka

Luangkan waktu untuk berdiskusi dengan anak mengenai pengalaman mereka di sekolah atau lingkungan sosial. Dorong anak untuk berbagi perasaan dan mengungkapkan hal-hal yang mengganggu mereka.

2.        Mengajarkan Empati dan Nilai-nilai Positif

Tanamkan empati dengan mengajarkan anak untuk memahami perasaan orang lain. Diskusikan nilai-nilai seperti rasa hormat, kejujuran, dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

3.        Mengawasi Aktivitas Anak

Pantau aktivitas anak baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Ajarkan anak cara bijak dalam menggunakan media sosial dan bagaimana melaporkan konten atau perilaku agresif.

4.        Membangun Kepercayaan Diri Anak

Bantu anak mengenali kekuatan dan kemampuan mereka agar lebih percaya diri. Ajak anak untuk terlibat dalam kegiatan yang dapat memperkuat keterampilan sosial dan kerja sama.

5.        Memberikan Teladan yang Baik

Orang tua harus menunjukkan perilaku sopan dan penuh hormat dalam interaksi sehari-hari. Hindari tindakan kasar atau mempermalukan anak, karena itu bisa memberikan contoh buruk.

6.        Bekerjasama dengan Sekolah

Jalin hubungan yang baik dengan guru dan staf sekolah untuk memantau kondisi sosial anak. Jika anak menjadi korban atau pelaku bullying, segera bicarakan dengan pihak sekolah untuk mencari solusi yang tepat.

7.        Mengajarkan Cara Menghadapi Bullying

Berikan pemahaman pada anak tentang cara menghadapi bullying, misalnya dengan tetap tenang, menjauh, atau mencari bantuan orang dewasa. Latih anak untuk melaporkan kejadian bullying kepada orang tua, guru, atau pihak berwenang.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran orang tua sangat vital dalam mengurangi potensi bullying pada anak. Orang tua dapat melakukannya dengan cara membangun komunikasi yang terbuka, mengajarkan nilai-nilai empati dan rasa hormat, serta memantau aktivitas anak baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Mereka juga bisa membantu anak untuk meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan teladan perilaku positif. Kerjasama dengan pihak sekolah pun sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak. Dengan dukungan yang tepat, orang tua dapat membantu anak menghindari dan mengatasi bullying, sekaligus mendukung kesejahteraan mental anak secara keseluruhan.

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah