Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Membangun Rumah Home Schooling Untuk Indonesia Emas 2045

FOTO ILUSTRASI: HOME SCHOOLING INDONESIA 2045

Penulis: Syafnan
Guru Besar Ilmu Pendidikan – UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsisimpuan

 

PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan tak dapat tidak harus dikaitkan dengan tujuan hidup ini, dengan kata lain tujuan pendidikan adalah untuk menjawab persoalan: “UNTUK APA KITA HIDUP.” Islam memberi jawaban yang tegas untuk menjawab ini, seperti firman Allah yang berbunyi: “Tidaklah Aku  menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah-Ku”. Menyembah atau Ibadah dalam pengertian yang lebih luas berarti mengembangkan sifat sifat Tuhan dalam diri manusia sesuai petunjuk Allah.

Mengembangkan sifat sifat Tuhan yang 99 (Asmaul Husna) pada diri manusia maka itulah disebut Ibadah.

Allah menyampaikan TATA CARA ibadah kepada Rasulullah SAW dan untuk disampaikan lagi  kepada manusia. Ibadah utama adalah sholat sebagai upaya pertama yang harus dilakukan manusia untuk menjadi suci atau sebagai seorang muslim di setiap segi kehidupan.

Islam sudah memiliki tujuan hidup Muslim sesuai hasil World Comfrence of Muslim Education yang pertama di Mekkah 31 Maret – 8 April 1977 sebagai berikut:

“Education should Aim at balanced grouwt of the total personality of man through of Man’s spirit, intellect, the rational self, feelings and bodily sence. Education should therefore cater for the grouwth of Man in all its aspects, spiri tuals, intelectual, imaginative, physical, scientific, liguistic, both individually and collectively and motivate all these aspects towards goodnees and  the attainment of ferfection. The ultimate aim of muslim education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large”.

Pengetahuan seperti yang diinginkan di atas tentu bermakna yang sangat luas, namun yang menjadi sorotan dan bahasan saat ini adalah pengetahuan yang diisi kepada otak manusia agar dapat bermoral atau berakhlak yang baik ang dinampakkan mulai dari lingkungan keluarga. Akhlak manusia dalam keluarga dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa harus mendapat gemblengan yang serius dan focus dari pada Orang Tua. Keluarga harus dijadikan Home Schooling (rumah pedidikan ) yang terandalkan untuk menyempurnakan proses pendidikan yang sudah diterima anak di sekolah formal.

Berkenaan dengan urgennya Home schooling diterapkan sejak dini maka perlu disosialisasikan:

  • Apa itu Home schooling ?
  • Program apa yang menjadi prioritas untuk pendidikan anak ?
  • Dan bagai mana penerapan pembelajarannya ?

Profil Home Schooling

Home Schooling yang lebih dipahami sebagai Pendidikan Formal Yang Bisa Berlangsung Dalam Keluarga. Pendidikan ini adalah suatu alternatif ketika para orang tua yang punya anak kurang puas terhadap prose pembelajaran dalam Penddidikan Formal dengan sistem klasikal. Dan ciri khas home schooling mengutamakan Individual learning, dengan kata lain prose pembelajaran mengutamakan penndekatan Individual.

Bila home schooling sudah dapat dimulai maka diintruksikan pada Keluarga agar Lebih Terprogram atau focus pembinaannya, yaitu:

1. Menanamkan buah pikiran untuk berempati.

2. Tanamkan tindakan untuk bernurani.

3. Tanamkan kebiasaan untuk mengontrol diri.

4. Tanamkan karakter rasa hormat.

5. Tanamkan sikap toleransi.

6. Biasakan sikap berkeadilan.

Keenam enam upaya di atas lebih menekankan kepada Pembinaan Kecerdasan Moral pada anak anak di dalam keluarga.

 

Ad.1. menanamkan buah pikiran untuk berempati

Buah pikiran anak arus diasah untuk dapat memahami dan terlatih untuk dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain yang tentunya teman sebayanya. Kalau ada teman yang sedang berduka atau sedang bersuka maka anak anak sudah mampu menempatkan dirinya sendiri pada situasi yang sedang dialami orang lain.

Berikut ini beberapa upaya yang harus dilakukan:

Tabel. 1. Kinerja Orang Tua untuk menanamkan empati

No

Upaya Orang Tua

 Kegiatan Anak

Prilaku anak yang terlihat

01

Kehadiran orang tua secara emosional

Mengikuti arahan orang tua

Meniru orang tua

02

Kepada anak prempuan dilatih merasakan sesuatu yang terjadi pada orang lain dan kepada anak laki laki lebih kepada dilatih untuk menyembunyikan perasaannya.

Anak prempuan lebih aktif sedangkan anak laki laki lebih kepada penguatan mental

 

03

Melatih sudut psandang anak tentang kejadian yang sedang dialami teman atau tetangga msalnya bila mana ada tetangga yang meninggal dunia.

Anak berlatih mengungkapkan pikiran dan perasaan

 

04

Memberi contoh langsung umpama bersikap baik pada hewan jalanan

Anak melakukan

 

05

Memberi contoh langsung umpama memperhatikan kebutuhan para asisten rumah tangga

Anak mengamati

 

06

Ajari anak mengenali perasaan yang ada dalam dirinya.

Anak disuruh mengungkapkan

 

07

Ajari anak sopan santun

Anak meragakan

 

08

Libatkan anak dalam kegiatan amal

Anak ikut melakukan

 

 

Ad. 2. tanamkan tindakan untuk bernurani

Hati Nurani adalah suara hati yang membantu kita membedakan yang benar  dan yang salah. Pada akhir abad ini banyak ciri yang melekat pada anak bahwa terjadinya krisis hati nurani, antara lain:

a. Meningkatnya kekerasan remaja. Pusat Keselamatan Sekolah Nasional  memperkirakan rata rata sebulan terjadi 525.000 orang melakukan penyerangan, penodongan, dan perampokan di sekolah menengah;  

b. Meningkatnya kejahatan terhadap kawan sepermainan. Sekitar 160.000 orang anak setiap hari membolos sekolah karena takut ancaman teman;

c. Meningkatnya prilaku mencuri pada diri remaja;

d. Terbiasanya kebiasaan mencontek pada diri remaja. Survey nasional 1969 membuktikan 68 % siswa SMA terbiasa mencontek;

e. Meningkatnya pergaulan seks bebas antara mereka. Borba  (2001) menyebutkan satu juta remaja di AS setiap tahun hamil diluar nikah, dengan kata lain 3000 orang gadis perhari, atau 78 % kehamilan itu tidak direncanakan;

f. Meningkatnya penyalah gunaan obat obatan.

Berkenaan dengan situasi di atas maka secar umum ada 3 langkah utama untuk menmbuhkan hati nurani yang kuat, yaitu:

Tabel 2. Tiga Langkah Umum Membangun Hati Nurani Yang Kuat

 

No.

Langkah Yang Dilakukan Orang Tua

 Aktivitas Yang Dilakukan Anak

01

Menguraikan bagai mana menciptakan konteks untuk mengembangkan kesadaran yang kuat  dalam diri anak, bisa dengan jalan: a. Memberi contoh moral yang baik; b. Tunjukkan hubungan erat yang saling menghargai; c. Ajarkan keyakinan moral yang dianut; d. Tagih pada anak untuk menunjukkan moral yang baik; e. Gunakan penalaran dn pertanyaan moral; f. Contohkan berpikir sebab akibat

Mendengar, melihat, dan menunjukkan prilaku yang diinginkan orang tua

02.

Menanamkan kebajikan yang kuat , untuk bisa memilih tindakan yang bermoral

Membandingkan pilihan yang disampaikan orang tua

03.

Terapkan disiplin yang efektif

Anak menuruti perintah

 

Tabel 3. Enam Cara Mengajarkan Kebajikan Untuk Tumbuhnya Nurani Yang Kuat

No

Kegiatan Orang Tua Mengajarkan Kebajikan Untuk Tumbuhnya Nurani Yng Kuat

 Respon Anak

01

Tentukan kebajikan yang paling ingin ditanamkan pada diri anak seperti Kejujuran Terhadap Diri Dan Orang Lain

Jujur Terhadap Diri Dan Orang Lain

02

Mencontohkan Prilaku Yang Bertanggung Jawab:

-                      Pada diri yaitu disiplin jaga kesehatan dan pola makan

-                      Pada orang lain, yaitu menjaga kebersihan lingkngan, keamanan , dan ketertiban.

-                      Berprilaku sesuai dengan norma masyarakat

Mempraktekkan

03

Ungkapkan nilai dan makna suatu kebajikan yaitu Iman, Taqwa Dan Akhlak

Menyebut Contoh Iman, Contoh Prilaku Taqwa, Dan Berakhlak

04

 

 

 

Ad. 3. Tanamkan Kebiasaan untuk mengontrol Diri

Kontrol diri merupakan kekuatan yang secara semntara bisa menghentikan tindakan yang berbahaya, karena itu gambaran kontrol diri itu perlu sedini mungkin digambarkan kepada anak, apa lagi anak itu tumbuh atau dibesarkan di lingkungan yang kurang kondusif.

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah