PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan tak dapat tidak harus dikaitkan dengan tujuan hidup ini, dengan kata lain tujuan pendidikan adalah untuk menjawab persoalan: “UNTUK APA KITA HIDUP.” Islam memberi jawaban yang tegas untuk menjawab ini, seperti firman Allah yang berbunyi: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah-Ku”. Menyembah atau Ibadah dalam pengertian yang lebih luas berarti mengembangkan sifat sifat Tuhan dalam diri manusia sesuai petunjuk Allah.
Mengembangkan sifat sifat Tuhan yang 99 (Asmaul Husna) pada diri manusia maka itulah disebut Ibadah.
Allah menyampaikan TATA CARA ibadah kepada Rasulullah SAW dan untuk disampaikan lagi kepada manusia. Ibadah utama adalah sholat sebagai upaya pertama yang harus dilakukan manusia untuk menjadi suci atau sebagai seorang muslim di setiap segi kehidupan.
Islam sudah memiliki tujuan hidup Muslim sesuai hasil World Comfrence of Muslim Education yang pertama di Mekkah 31 Maret – 8 April 1977 sebagai berikut:
“Education should Aim at balanced grouwt of the total personality of man through of Man’s spirit, intellect, the rational self, feelings and bodily sence. Education should therefore cater for the grouwth of Man in all its aspects, spiri tuals, intelectual, imaginative, physical, scientific, liguistic, both individually and collectively and motivate all these aspects towards goodnees and the attainment of ferfection. The ultimate aim of muslim education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large”.
Pengetahuan seperti yang diinginkan di atas tentu bermakna yang sangat luas, namun yang menjadi sorotan dan bahasan saat ini adalah pengetahuan yang diisi kepada otak manusia agar dapat bermoral atau berakhlak yang baik ang dinampakkan mulai dari lingkungan keluarga. Akhlak manusia dalam keluarga dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa harus mendapat gemblengan yang serius dan focus dari pada Orang Tua. Keluarga harus dijadikan Home Schooling (rumah pedidikan ) yang terandalkan untuk menyempurnakan proses pendidikan yang sudah diterima anak di sekolah formal.
Berkenaan dengan urgennya Home schooling diterapkan sejak dini maka perlu disosialisasikan:
- Apa itu Home schooling ?
- Program apa yang menjadi prioritas untuk pendidikan anak ?
- Dan bagai mana penerapan pembelajarannya ?
Profil Home Schooling
Home Schooling yang lebih dipahami sebagai Pendidikan Formal Yang Bisa Berlangsung Dalam Keluarga. Pendidikan ini adalah suatu alternatif ketika para orang tua yang punya anak kurang puas terhadap prose pembelajaran dalam Penddidikan Formal dengan sistem klasikal. Dan ciri khas home schooling mengutamakan Individual learning, dengan kata lain prose pembelajaran mengutamakan penndekatan Individual.
Bila home schooling sudah dapat dimulai maka diintruksikan pada Keluarga agar Lebih Terprogram atau focus pembinaannya, yaitu:
1. Menanamkan buah pikiran untuk berempati.
2. Tanamkan tindakan untuk bernurani.
3. Tanamkan kebiasaan untuk mengontrol diri.
4. Tanamkan karakter rasa hormat.
5. Tanamkan sikap toleransi.
6. Biasakan sikap berkeadilan.
Keenam enam upaya di atas lebih menekankan kepada Pembinaan Kecerdasan Moral pada anak anak di dalam keluarga.
Ad.1. menanamkan buah pikiran untuk berempati
Buah pikiran anak arus diasah untuk dapat memahami dan terlatih untuk dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain yang tentunya teman sebayanya. Kalau ada teman yang sedang berduka atau sedang bersuka maka anak anak sudah mampu menempatkan dirinya sendiri pada situasi yang sedang dialami orang lain.
Berikut ini
beberapa upaya yang harus dilakukan:
Tabel. 1. Kinerja Orang Tua untuk menanamkan empati
No |
Upaya Orang Tua |
Kegiatan Anak |
Prilaku anak yang terlihat |
01 |
Kehadiran orang tua secara emosional |
Mengikuti arahan orang tua |
Meniru orang tua |
02 |
Kepada anak prempuan dilatih merasakan sesuatu yang terjadi pada orang lain dan kepada anak laki laki lebih kepada dilatih untuk menyembunyikan perasaannya. |
Anak prempuan lebih aktif sedangkan anak laki laki lebih kepada penguatan mental |
|
03 |
Melatih sudut psandang anak tentang kejadian yang sedang dialami teman atau tetangga msalnya bila mana ada tetangga yang meninggal dunia. |
Anak berlatih mengungkapkan pikiran dan perasaan |
|
04 |
Memberi contoh langsung umpama bersikap baik pada hewan jalanan |
Anak melakukan |
|
05 |
Memberi contoh langsung umpama memperhatikan kebutuhan para asisten rumah tangga |
Anak mengamati |
|
06 |
Ajari anak mengenali perasaan yang ada dalam dirinya. |
Anak disuruh mengungkapkan |
|
07 |
Ajari anak sopan santun |
Anak meragakan |
|
08 |
Libatkan anak dalam kegiatan amal |
Anak ikut melakukan |
|
Ad. 2. tanamkan tindakan untuk bernurani
Hati Nurani adalah suara hati yang membantu kita membedakan yang benar dan yang salah. Pada akhir abad ini banyak ciri yang melekat pada anak bahwa terjadinya krisis hati nurani, antara lain:
a. Meningkatnya kekerasan remaja. Pusat Keselamatan Sekolah Nasional memperkirakan rata rata sebulan terjadi 525.000 orang melakukan penyerangan, penodongan, dan perampokan di sekolah menengah;
b. Meningkatnya kejahatan terhadap kawan sepermainan. Sekitar 160.000 orang anak setiap hari membolos sekolah karena takut ancaman teman;
c. Meningkatnya prilaku mencuri pada diri remaja;
d. Terbiasanya kebiasaan mencontek pada diri remaja. Survey nasional 1969 membuktikan 68 % siswa SMA terbiasa mencontek;
e. Meningkatnya pergaulan seks bebas antara mereka. Borba (2001) menyebutkan satu juta remaja di AS setiap tahun hamil diluar nikah, dengan kata lain 3000 orang gadis perhari, atau 78 % kehamilan itu tidak direncanakan;
f. Meningkatnya penyalah gunaan obat obatan.
Berkenaan dengan situasi di atas maka secar umum ada 3 langkah utama untuk menmbuhkan hati nurani yang kuat, yaitu:
Tabel 2. Tiga Langkah Umum Membangun Hati Nurani Yang Kuat
No. |
Langkah Yang Dilakukan Orang Tua |
Aktivitas Yang Dilakukan Anak |
01 |
Menguraikan bagai mana menciptakan konteks untuk mengembangkan kesadaran yang kuat dalam diri anak, bisa dengan jalan: a. Memberi contoh moral yang baik; b. Tunjukkan hubungan erat yang saling menghargai; c. Ajarkan keyakinan moral yang dianut; d. Tagih pada anak untuk menunjukkan moral yang baik; e. Gunakan penalaran dn pertanyaan moral; f. Contohkan berpikir sebab akibat |
Mendengar, melihat, dan menunjukkan prilaku yang diinginkan orang tua |
02. |
Menanamkan kebajikan yang kuat , untuk bisa memilih tindakan yang bermoral |
Membandingkan pilihan yang disampaikan orang tua |
03. |
Terapkan disiplin yang efektif |
Anak menuruti perintah |
Tabel 3. Enam Cara Mengajarkan Kebajikan Untuk Tumbuhnya Nurani Yang Kuat
No |
Kegiatan Orang Tua Mengajarkan Kebajikan Untuk Tumbuhnya Nurani Yng Kuat |
Respon Anak |
01 |
Tentukan kebajikan yang paling ingin ditanamkan pada diri anak seperti Kejujuran Terhadap Diri Dan Orang Lain |
Jujur Terhadap Diri Dan Orang Lain |
02 |
Mencontohkan Prilaku Yang Bertanggung Jawab: - Pada diri yaitu disiplin jaga kesehatan dan pola makan - Pada orang lain, yaitu menjaga kebersihan lingkngan, keamanan , dan ketertiban. - Berprilaku sesuai dengan norma masyarakat |
Mempraktekkan |
03 |
Ungkapkan nilai dan makna suatu kebajikan yaitu Iman, Taqwa Dan Akhlak |
Menyebut Contoh Iman, Contoh Prilaku Taqwa, Dan Berakhlak |
04 |
|
|
Ad. 3. Tanamkan Kebiasaan untuk mengontrol Diri
Kontrol diri merupakan kekuatan yang secara semntara bisa menghentikan tindakan yang berbahaya, karena itu gambaran kontrol diri itu perlu sedini mungkin digambarkan kepada anak, apa lagi anak itu tumbuh atau dibesarkan di lingkungan yang kurang kondusif.
0 Komentar
Silakan tinggalkan komentar Anda