Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Community Development dalam Perspektif Global dan Interdisipliner


Penulis: Dr. Icol Dianto, S.Sos.I., M.Kom.I

 

Studi tentang community development atau pengembangan masyarakat telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa dekade terakhir, mencerminkan dinamika globalisasi, perubahan sosial, dan pendekatan interdisipliner. Berdasarkan analisis terhadap artikel jurnal internasional dari database Dimension AI (https://www.dimensions.ai) dari berbagai negara dan institusi, literatur ini mengungkap pendekatan teoritis, praktik kolaboratif, hingga tantangan struktural yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan masyarakat. Review ini mengelompokkan penelitian-penelitian tersebut ke dalam lima tema besar: keberlanjutan, pendidikan dan sekolah, peran institusi dan filantropi, teori dan definisi konseptual, serta pendekatan partisipatif dan lokal.

Keberlanjutan sebagai Pilar Utama Community Development

Isu pembangunan berkelanjutan telah menjadi fondasi dalam banyak pendekatan pengembangan masyarakat kontemporer. Bhatta (2017) mengusulkan model kolaborasi tripartit antara universitas, pemerintah lokal, dan masyarakat dalam menyusun local development plan untuk pembangunan berkelanjutan (Bhatta, 2017). Pendekatan ini tidak hanya memperkuat sinergi kelembagaan, tetapi juga menjadikan pendidikan sebagai agen perubahan.

Dalam semangat yang sama, Badal (2020) mengeksplorasi Gandhian Model of Community Development sebagai sistem pembangunan berbasis nilai-nilai lokal dan keberlanjutan sosial-ekologis di Asia Selatan (Badal, 2020). Model ini menekankan pentingnya gotong royong, kemandirian komunitas, dan keselarasan dengan lingkungan lokal.

Peran Pendidikan dan Sekolah dalam Pengembangan Komunitas

Beberapa studi terkini menunjukkan bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai pusat revitalisasi komunitas. Bierbaum et al. (2024) menunjukkan bahwa investasi fasilitas sekolah di Baltimore dapat memicu perubahan dalam empat domain pembangunan masyarakat: sosial, institusional, ekonomi, dan fisik (Bierbaum, 2024). Namun, keberhasilan program ini sangat tergantung pada kejelasan visi dan kapasitas pelaksana di tingkat lokal.

Warner et al. (2024) menegaskan pentingnya relasi kekuasaan dan konflik dalam proses integrasi pendidikan dan pembangunan kota (Warner, 2024). Mereka menyoroti bahwa sekolah berpotensi menjadi ruang kooperatif sekaligus arena konflik dalam upaya community building.

Teori, Definisi, dan Konseptualisasi Community Development

Mendefinisikan kembali community development menjadi perhatian utama dalam beberapa literatur. Green (2016) mengulas hubungan antara pembangunan komunitas dan pembangunan sosial, dengan menyoroti pentingnya “place-based approach” dalam menentukan efektivitas intervensi (Green, 2016). Ia juga menekankan perlunya mempertimbangkan faktor demografis dan tren sosial dalam merancang kebijakan pembangunan.

Sementara itu, Brennan (2019) menggarisbawahi pentingnya tindakan komunitas lokal dalam menentukan arah pembangunan. Ia melihat community development sebagai proses yang digerakkan dari bawah, mengandalkan keaktifan warga dalam memecahkan persoalan mereka sendiri (Brennan, 2019).

Peran Filantropi dan Institusi dalam Mendukung Pembangunan

Perubahan lanskap pendanaan publik membuat peran lembaga filantropi menjadi semakin krusial dalam mendukung program pengembangan komunitas. Harrow dan Jung (2016) meneliti bagaimana komunitas filantropis di Inggris, melalui inisiatif Vital Signs, mencoba menyesuaikan arah donasi dengan kebutuhan nyata masyarakat (Harrow, 2016). Namun, mereka juga mencatat bahwa kebanyakan upaya ini cenderung bersifat amelioratif daripada transformatif.

Model ini menunjukkan ambivalensi: di satu sisi membuka peluang partisipasi masyarakat, namun di sisi lain masih sangat bergantung pada kehendak dan agenda pemberi dana, bukan komunitas itu sendiri.

Pendekatan Partisipatif, Co-Production, dan Pemberdayaan Lokal

Literatur juga mencerminkan pergeseran paradigma ke arah co-production dan co-creation. Vanleene dan Verschuere (2018) membahas bagaimana partisipasi warga dalam proses pengambilan keputusan—seperti di Porto Alegre, Brasil—mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah, kompetensi warga, serta infrastruktur lokal (Vanleene, 2018).

Pendekatan ini memperlihatkan bahwa community development bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga proses yang mengubah cara masyarakat melihat dirinya sendiri dan perannya dalam sistem yang lebih luas. Kesuksesan pendekatan ini terlihat ketika warga tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga menjadi aktor utama dalam desain dan pelaksanaan proyek.

Kesimpulan

Studi tentang community development menunjukkan bahwa pendekatan pembangunan yang efektif harus bersifat holistik, partisipatif, dan adaptif terhadap konteks lokal. Dari 30 artikel yang ditinjau, terlihat bahwa keberhasilan pembangunan komunitas sangat tergantung pada kolaborasi antar sektor, penguatan kapasitas lokal, dan keberanian untuk keluar dari pendekatan konvensional yang top-down. Beberapa tren utama yang muncul meliputi:

  • Integrasi pendidikan sebagai katalis perubahan komunitas.
  • Penguatan model kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan warga.
  • Kebutuhan redefinisi dan penyederhanaan konsep community development.
  • Tantangan dalam memastikan bahwa filantropi mendukung perubahan struktural, bukan sekadar penanggulangan gejala.
  • Signifikansi dari co-production dalam meningkatkan rasa kepemilikan dan pemberdayaan komunitas.

 

 

Daftar Pustaka

 

Bhatta, T. P. (2017). Local Development Plan: An Avenue for University-Local Government-Community Collaboration for Sustainable Community Development. Journal of Education and Research. https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1107395543

Badal, B. P. (2020). Gandhian Model of Community Development. Research Nepal Journal of Development Studies. https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1134843777

Bierbaum, A. H., Butler, A., & O'Keefe, E. S. (2024). School-Centered Community Development. In Taylor & Francis. https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1173963201

Brennan, M. A. (2019). IFAS Community Development: The Importance of Local Community Action in Shaping Development. EDIS. https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1139457579

Green, J. J. (2016). Community Development and Social Development. Research on Social Work Practice. https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1044594377

Harrow, J., & Jung, T. (2016). Philanthropy and Community Development: The Vital Signs of Community Foundation? Community Development Journal. https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1059458116

Vanleene, D., & Verschuere, B. (2018). Co-Production in Community Development. In Taylor & Francis. https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1104397267

Warner, M. E., Reece, J., & Zhang, X. (2024). Community Development and Schools. In Taylor & Francis. https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1173963197

 

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah